Tips Atasi Kejenuhan Anak Saat Belajar di Rumah dari Psikolog, Termasuk Kurangi Mengeluh

Menurut pandangan psikologi kejenuhan yang dialami anak selama belajar dalam jaringan (daring) di rumah, tergolong wajar.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni
Nena Mawar Sari S.Psi,Psikolog Cht yakni Psikolog Klinis di Denpasar Mental Health Centre. 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Akibat pandemi Covid-19, berbagai kegiatan dihentikan dan mulai dilakukan di rumah saja.

Salah satu kegiatan yang dilakukan di rumah saja yaitu belajar.

Saat ini semua kegiatan sekolah untuk sementara waktu dihentikan hingga waktu yang belum ditentukan.

Tak jarang banyak anak-anak merasa bosan belajar di rumah.

Menurut pandangan psikologi kejenuhan yang dialami anak selama belajar dalam jaringan (daring) di rumah, tergolong wajar.

Terlebih, apabila pola ajar yang diterapkan guru, relatif sama dan dalam jumlah banyak.

Lalu apakah kondisi ini akan memicu kenakalan pada anak yang berlebihan?

Update Virus Corona - Kasus Positif Covid-19 di Bali Bertambah 14 Orang, 2 karena Transmisi Lokal

5.279 KPM di Badung Berhak Terima Kartu Sembako, Ringankan Beban Masyarakat Hadapi Pandemi Covid-19

Strawberry Bisa Awet Sampai Setahun, Bagaimana Cara Menyimpannya?

Berikut ini penjelaskan pakar psikologi, Nena Mawar Sari S.Psi,Psikolog Cht yakni Psikolog Klinis di Denpasar Mental Health Centre, pada Kamis (9/4/2020).

Fakta pertama, apakah dengan belajar dirumah dapat memicu kenakalan pada remaja?

Menurutnya bergantung dari kondisi keluarga anak tersebut.

Apabila rumah menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan, malah justru akan meredam perilaku negatif pada anak.

"Tetapi sebaliknya, jika kondisi di rumah memicu banyak gesekan dan pertengkaran tentu akan menimbulkan konflik yang mengarah ke kenakalan remaja," ujar, Nena.

Maka dari itu, para orang tua diharapkan dapat menyadari kebutuhan anak saat di rumah.

Kedua, saat anak mengalami kejenuhan, orang tua memang harus selalu menggali kreativitas untuk

Inspirasi dari Seminari

Transaksi KUPVA BB Turun 15,32 Persen, Bank Indonesia Arahkan KUPVA BB Batasi Jam Operasional 

Bupati Suwirta Laksanakan Patroli untuk Tertibkan Masyarakat yang Nekat Nongkrong di Malam Hari

menyediakan ruang bagi anak berekspresi.

Mungkin dengan memasak bersama, berkebun, olahraga rutin, kegiatan seni seperti melukis atau bersih-bersih di rumah.

"Tidak lupa, orang tua juga harus memberi penghargaan kepada anak, yang sangat membantu anak mengobati kejenuhan selama belajar di rumah," ungkap psikolog asal Denpasar ini.

Selain itu, penghargaan juga akan memicu kreativitas anak.

Apabila kegiatan tersebut berlangsung konsisten, ini akan membentuk karakter anak untuk berkreasi.

Keempat, dia berbagi tips agar anak tetap nyaman berada di rumah.

Air Nanas Punya Banyak Manfaat untuk Kesehatan, Intip Cara Mudah Membuatnya

Aparat Gabungan Bagikan Ratusan Masker & Hand Sanitizer Berbahan Arak ke Para Pedagang Pasar Kreneng

Antara lain, orang tua harus menampakkan vibrasi yang positif kepada anak, dengan cara mengurangi mengeluh di depan anak.

"Kondisi harmonis di rumah serta mendampingi anak untuk bicara dari hati ke hati tentang perasaannya, ini sangat membantu terjalinnya chemistry antar anak dan orang tua," tambahnya.

Ia berharap, dengan arahan Pemerintah Pusat dan Provinsi agar pembelajaran berlangsung di rumah menjadi momentum menjalin komunikasi yang lebih baik kepada antar anggota keluarga.

Selain dapat meningkatkan kreativitas, anak dapat diajak untuk terbiasa menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Serta, menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19, seperti tetap berada di rumah, menggunakan masker saat bepergian, mencuci tangan dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved