Corona di Bali
Puluhan Bus Mengadakan Konvoi Panasin Mesin di Serangan sambil Unjuk Rasa
Sebanyak 61 bus berderet di jalan menuju Desa Serangan, Denpasar, Bali Kamis (23/4/2020) pagi.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 61 bus berderet di jalan menuju Desa Serangan, Denpasar, Bali Kamis (23/4/2020) pagi.
Puluhan pengusaha bus tersebut melaksanakan konvoi memanaskan mesin bus secara serentak.
Selain itu, mereka juga menyampaikan unjuk rasa dengan memasang berbagai seruan lewat spanduk yang ditempel di badan bus.
Salah satu kata yang dipasang di badan bus tersebut yakni "Bukan saatnya nangis bersama, tapi saatnya teriak bersama." Masing-masing bus memasang kata-kata aspirasi dan tuntutan ke pemerintah agar memperhatikan nasib mereka.
• IWO Bali bersaman ACT dan Pelaku Usaha Donasikan 2 Ribu Masker serta Oli Motor di Denpasar
• Kesiapan Tim Rukyatul Hilal Bali di Tengah Pandemi Covid-19, Ketua Tim Sebut Sudah Sesuai Aturan
• Meski Dilarang, Banyak Pemudik Curi Start di Terminal Mengwi Sejak 5 Hari Lalu
Peserta konvoi bus ini adalah mereka yang tergabung di organisasi Persatuan Angkutan Wisata Bali (Pawiba).
Menurut Ketua Pawiba, I Nyoman Sudiarta, kegiatan ini diadakan atas keinginan bersama dari anggota Pawiba untuk menyuarakan keluhan mereka.
Selama tiga bulan, mereka tidak beroperasi karena pandemi covid-19, mereka tetap dikejar tagihan bulanan oleh debt collector dan tidak ada kebijakan dari pemerintah yang berpihak kepada mereka
• Sandang Persentase Penduduk Miskin Tertinggi Kedua di Bali, DPRD Soroti Kemiskinan di Klungkung
• Bapas Kelas I Denpasar Berikan 20 Paket Sembako kepada Napi Asimilasi Covid-19 dan Napi Integrasi
• Warung Pan Tantri Sumbang 100 Face Shield kepada Petugas BPBD Denpasar
"Ini sebenarnya spontanitas, kami ini sudah tidak jalan selama tiga bulan. Dari Imlek itu kami tidak dapat. Kami pengusaha angkutan sangat menyayangkan lembaga keuangan yang belum berpihak kepada kami. Kami masih ditagih untuk membayar bunga. Jadi harapan kami, kami hanya meminta menunda pembayaran selama wabah. Setelah wabah kami akan mulai lagi," kata Sudiarta
Pria yang akrab dipanggil Gading ini menuturkan bahwa yang datang pada acara konvoi tersebut tidak hanya para sopir bus, tapi juga kernet, dan bos pemilik perusahaan bus itu sendiri.
• Latihan Saat Masuki Bulan Puasa di Rumah, Haudi Abdillah Kurangi Intensitas saat Sore Hari
• BNI Kanwil Denpasar Gelar Program “BNI Berbagi” Tanggap Darurat Covid-19, Tempat Ini yang Disasar
Ini menurutnya karena perusahaan angkutan bus benar-benar mengalami keterpurukan saat ini. Itu sebabnya mereka ingin sekali berteriak.
"Harapan kami pemerintah mengimbau OjK, OJK bisa menurunkan kepada finance. Dan bulan depan dipastikan napas kami sudah habis," harapnya.
Para pengusaha bus yang konvoi tersebut adalah mereka yang selama ini kerap mengantarkan wisatawan mancanegara ke tempat-tempat hiburan dan wisata yang ada di Bali.
• PMI Pesta Miras di Tempat Karantina, Pemkab Buleleng Akan Beri Sanksi Tegas
• Komunikasi Guru dalam Pembelajaran Daring Ditengah Pandemi Covid-19
Sejak pandemi covid-19 ini, usaha mereka tutup lantaran tidak ada wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Menurut Gading, para pengusaha bus ini adalah termasuk ujung tombak pariwisata Bali.
"Ada Asita yang mendatangkan tamu, ada guide yang menerima tamu di kedatangan kemudian kami yamg mengantar. Setelah itu baru stakeholder lainnya ada hotel, restoran, dan lain-lain, jadi sudah seharusnya kami juga diperhatikan," harap Gading. (*)