Corona di Bali

Disebar ke Masyarakat, Alumni Smansa 85 Budidayakan Kangkung dan Lele di Ember

Dalam masa pandemi Covid-19, alumni SMAN 1 Denpasar tahun 1985 atau alumni Smansa 85 menggagas pembuatan budidaya sayur dan lele di ember.

Tribun Bali/Putu Supartika
Alumni Smansa Denpasar melakukan budidaya kangkung dan lele dengan media ember 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam masa pandemi Covid-19, alumni SMAN 1 Denpasar tahun 1985 atau alumni Smansa 85 menggagas pembuatan budidaya sayur dan lele di ember.

Tempat budidaya ini menggunakan ember dengan kapasitas 80 ml, serta gelas plastik.

Selasa (12/5/2020) siang, di Smansa Urban Farming, Jalan Raya Sesetan, Denpasar, sekelompok alumni Smansa 85 bahu-membahu mempersiapkan wadah untuk budidaya sayuran dan lele.

Ada yang melubangi bibir ember dengan bor, adapula yang melubangi gelas plastik, memotong spons, maupun menyiapkan benih.

Ember yang sudah dilubangi di bagian bibirnya, kemudian diisi dengan gelas plastik yang sudah dilubangi pula.

Pada bagian ember nantinya digunakan sebagai media budidaya lele, sementara di gelas plastik digunakan untuk budidaya kangkung.

Awal dari Jalur Karier Baru hingga Mendapatkan Pekerjaan Baru, Ini 10 Arti Mimpi Tentang Hamil

Ribuan Pegawai & Tenaga Medis RSD Mangusada Badung Lakukan Rapid Test

Bersama Gerakan RASA, Wakil Ketua DPRD  Bali Serahkan Bantuan Tribako

Salah seorang Alumni Smansa 85, Gusdek Mahajaya yang ditemui di lokasi mengatakan ide ini muncul karena mereka tak tahu sampai kapan pandemi Covid-19 ini terjadi.

Setelah melakukan rembug, diputuskanlah membuat metode budidaya ini yang nantinya bisa dipakai pada lahan yang sempit.

"Dari beberapa pemikiran, termasuk ahli bidang perikanan dan pertanian kami coba cara ini, bagaimana caranya di masyarakat agar biaya murah hasilkan sesuatu yang bermanfaat," katanya.

Awalnya, pembuatan metode budidaya dengan menggunakan ember diperuntukkan untuk alumni saja, namun kemudian hal ini disebarluaskan dan diperuntukkan untuk kalangan luas.

Dipilihnya lele dalam budidaya ini dikarenakan memiliki daya tahan hidup yang kuat.

Pedagang Mengeluh Omzet Menurun, Ketua DPRD Klungkung Serap Aspirasi Pedagang Pasar Semarapura

Usai Diamankan Satpol PP Kota Denpasar di Jalan Cokroaminoto, 8 Orang Pengamen & Gepeng Dipulangkan

Celuluk Polres Badung Turun Beri Imbauan Penanggulangan Covid-19 dan Sebar Ratusan Masker

Sementara kangkung, karena bisa dipanen lebih cepat dan bergizi.

"Cara buat dempot sayur lele ini yakni pertama isi air ke dalam ember yang dicampur  probiotik. Nanti di gelas plastik yang sudah berisi spons diisi dengan bibit kangkung. Setelah 3 sampai 4 hari baru masukkan bibit lele ke dalam ember," katanya.

Untuk kangkung ini bisa dipanen dalam waktu 3 minggu dan bisa dipanen sebanyak 3 kali tanpa menanam bibit baru kembali.

Sementara untuk lele dipanen dalam waktu 2 bulan.

Kapasitas kangkung yakni 12 gelas plastik dan kapasitas lele yakni 25 ekor.

Ki Gendeng Pamungkas Serius Ingin Jadi Calon Presiden dari Jalur Independen

Promo Alfamart Hingga 15 Mei 2020 dan Promo Indomaret Hari Ini 12 Mei 2020

"Apabila airnya sudah bau, bisa diganti dua minggu sekali dengan menguras setengah airnya saja, nanti diisi air baru lagi," katanya.

Sampai saat ini pihaknya telah membuat 400 unit media tanam dan budidaya ini.

"Ini sudah tersebar di Denpasar, Tabanan, Singaraja. Yang mau mendapatkannya cukup mengganti biaya sebesar Rp 100 ribu. Kami tidak mencari keuntungan. Nanti komplit dapat, mulai dari media, sampai bibit. Tinggal merawat saja," katanya.

Selain itu pihaknya juga mengembangkan beberapa bibit tanaman seperti bayam, cabai, hingga terong.

Bibit ini dibagikan secara gratis kepada masyarakat di Kota Denpasar. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved