Jadi Tren di Luar Negeri, Hewan Peliharaan Micro Pig Kini Mulai Dikembangbiakkan di Bali
Micro Pig atau yang dikenal dengan Teacup saat ini menjadi salah satu pilihan hewan peliharaan. Micro Pig ini sebelumnya sudah menjadi tren binatang
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Micro Pig atau yang dikenal dengan Teacup saat ini menjadi salah satu pilihan hewan peliharaan.
Micro Pig ini sebelumnya sudah menjadi tren binatang peliharaan di luar negeri.
Kini hewan sejenis dengan babi namun berukuran mungil ini sudah dikembangbiakkan di Bali.
Bentuknya yang mungil serta menggemaskan, membuat babi kecil ini mulai banyak diminati oleh pecinta hewan.
Bila dilihat, para pecinta Teacup ini kerap membuatkan tempat tidur atau tempat tinggal lengkap dengan kasur dan selimut layaknya tempat tidur manusia.
Pemilik Kios Reptile Plus Plus, Herma Ali Sutopo menjelaskan Micro Pig atau Teacup ini merupakan babi hasil rekayasa genetika dari babi yang besar.
• The Chickens Rilis Video Klip Single Pandemic And the Broken Lies tentang Wabah dan Kebohongan
• Update Virus Corona Denpasar: Wanita 21 Tahun Dinyatakan Positif, Denpasar Tambah 5 Kasus Positif
• Ambil Minuman di Kulkas, Warga Klungkung Diresahkan Pencuri Remaja Spesialis Warung
Walaupun berukuran mini, babi ini juga dapat membesar. Namun tidak sebesar babi pada umumnya.
“Ini memang dibuat dengan ukuran kecil. Bisa membesar juga tapi tidak seukuran babi pada umumnya. Micro Pig punya ukuran maksimal mencapai 80 cm sampai 90 cm dan berat maksimal 15 kilogram,” ungkapnya saat ditemui, Senin (18/5/2020).
Pria yang akrab disapa Herman Lii ini juga menjelaskan, babi-babi yang dijualnya itu didapatkan dari Surabaya. Kemudian ia ternakkan kembali. Ia pun sudah menekuni hobi ini sejak setahun lalu.
“Sudah dari setahun lalu. Awalnya saya ambil dari Surabaya. Saya pelihara, dan saya ternakkan. Terus banyak yang datang untuk minta foto saja. Dari sana saya berinisiatif untuk menjualnya. Karena memang sudah mulai diminati juga. Sebelum corona, banyak wisatawan yang minat. Biasanya datang ke sini. Kalau sekarang belum ada karena cukup mahal juga sih,” katanya.
• 4 Hari Penerapan Perwali PKM di Denpasar, Belum Ada Desa/Lurah yang Mengajukan Pelaksanaan PKM
• Umat Muslim di Zona Merah Diimbau Shalat Idul Fitri di Rumah Masing-Masing
• Bantuan Pemkab Badung untuk Masyarakat yang Terdampak Covid-19 di Kelurahan Belum Jelas
Untuk Micro Pig yang berusia 3 bulan, Herman mematok harga Rp 6 juta hingga Rp 12 juta tergantung warnanya.
“Kalau yang babi pink itu bisa lebih mahal. Tergantung warnanya juga, karena kan dia lebih lucu, lebih terlihat bersih, lebih manis, lebih menggemaskan juga. Jadi hargaya lebih mahal daripada yang hitam atau hitam pink,” terangnya.
Herman Lii juga mengakui, Micro Pig atau Teacup ini merupakan spesies terpintar keempat di dunia setelah manusia, kera dan lumba-lumba. Bahkan hewan ini memiliki daya ingat yang cukup tinggi.
“Mereka ini hewan cerdas. Tapi harus dilatih dari kecil. Kalau sudah besar agak susah buat ngelatihnya. Dia bahkan bisa ingat siapa perawatnya walaupun sudah diadopsi oleh orang lain. Cara melatihnya tidak susah. Cukup berikan nama, sering-serig dipanggil dengan namanya."
• Warga Berkerumun Antre Kartu Bantuan Sosial, Klungkung Dapat Kuota Tambahan 2877 KPM
• 11 Rekomendasi Smartphone Baru Dikisaran Harga Rp 3-5 Juta di Indonesia