Sempat Bikin Geger, Polisi Masih Tunggu Hasil Autopsi Orok di Desa Pemuteran Buleleng

Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya ditemui Jumat (19/6/2020) siang mengatakan, hasil autopsi dari RSUD Buleleng belum diterima

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Masih ingat dengan kasus temuan orok di Banjar Dinas Kembang Sari, Desa Pemuteran, Buleleng?

Orok tersebut saat ini sedang diautopsi oleh petugas forensik RSUD Buleleng.

Autopsi dilakukan untuk melengkapi bahan penyelidikan Unit PPA Polres Buleleng.

Kasubag Humas Polres Buleleng, Iptu Sumarjaya ditemui Jumat (19/6/2020) siang mengatakan, hasil autopsi dari RSUD Buleleng belum diterima oleh pihaknya.

Lagi, Kasus Covid-19 di Bali Mengalami Lonjakan, 81 Orang Positif dan Ada 13 Orang Sembuh

Oknum Guru yang Ngamuk di Kantor Dispendukcapil Banyuwangi Diberhentikan Sementara

Ikuti Arahan Provinsi, Pemkab Buleleng Cabut Subsidi Rapid Test untuk Pelaku Perjalanan Luar Daerah

 Orok yang sempat dikubur oleh pihak Desa adat Pemuteran sempat digali ulang oleh pihak kepolisian pada Kamis kemarin, untuk diautopsi.

Ini dilakukan untuk mengetahui apakah orok tersebut dibuang oleh terduga pelaku berinsial KFS (18) dalam keadaan masih hidup, atau sudah meninggal. 

“Biar kami tau juga umur orok saat dibuang itu berapa, dan hasil darah dagingnya siapa. Fakta-faktya itu kami kumpulkan sebagai bahan penyelidikan, serta untuk mengumpulkan unsur pasal yang disangkakan,” terangnya.

Sumarjaya menyebut, saat ini KFS telah diamankan di Unit PPA Polres Buleleng.

Kondisi wanita yang baru saja lulus dari pendidikan di salah satu SMK di Buleleng itu dalam keadaan sehat.

“Terduga pelaku memiliki kekasih, namun kami belum menyentuhnya (memeriksa,red). Kami masih menunggu hasil DNA dari orok itu dulu. Apakah orok ini adalah hasil darah daging KFS bersama pacarnya atau bukan,” kata Sumarjaya.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, KFS mengaku menjalani proses persalinan seorang diri dan tidak dibantu oleh salah seorang bidan.

Ia melahirkan di sekitar tempat dibuangnya orok tersebut . 

Meski dilokasi tempat penemuan orok ditemukan bekas-bekas benda terbakar, Sumarjaya memastikan KFS tidak pernah memiliki rencana untuk membakar bayinya sendiri.

 “Penyelidikan sementara dia melahirkan sendiri, bukan dibantu oleh bidan. Dia melahirkan di sekitar TK, di jalan setapak menuju ke pantai  Pemuteran. Berdasarkan penyelidikan sementara, KFS tidak pernah membakar bayinya, ini akan diselidiki lagi oleh Unit PPA ” jelasnya.

Pencairan Insentif bagi Pekerja Formal Sektor Pariwisata & Sektor Lain di Badung Dilakukan Bertahap

Bangli Tambah Tiga Kasus Positif Covid-19

Kupas Tuntas Kelistrikan Bali Selama Pandemi Covid-19

Diberitakan sebelumnya, orok berjenis kelamin laki-laki ditemukan warga di jalan setapak,  Banjar Dinas Kembang Sari, Desa Pemuteran pada Minggu (7/6) siang.

 Orok ditemukan dalam kondisi sedang dimakan biawak (alu).

 Berdasarkan hasil pemeriksaan petugas medis di Puskemas II Gerokgak, telapak kaki dari bayi malang itu sudah hilang. Sementara tali pusarnya masih utuh. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved