Harga Kerap Dipermainkan Tengkulak, Pemkab Klungkung Segera Pasarkan Garam Beryodium Kusamba
"Kalau kami tidak kasi harga yang diminta tengkulak, nanti garam kami tidak dibeli dan petani tidak bisa penuhi kebutuhan dapur" ujar Mangku Rena
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Belasan petani garam lokal menyambangi Kantor Desa Kusamba, Kamis (2/7/2020).
Mereka mengikuti sosialisasi, terkait realisasi pemkab memproduksi garam beryodium, yang bahan bakunya diambil dari petani garam lokal Kusamba.
Dalam sosialisasi itu, para petani garam pun sempat mengeluhkan para tengkulak yang selama ini sangat merugikan para petani garam.
Ketua Kelompok Petani Garam "Sarining Segara" Desa Kusamba, Mangku Rena mengungkapkan, selama ini ia dan rekan-rekannya merasa dirugikan dengan para tengkulak yang membeli garam hasil produksi mereka dengan harga murah.
Oleh para tengkulak, garam buatan petani lokal dibeli jauh dari harga pasaran yakni Rp 6000 sampai Rp7000 per kilogram.
• PHDI Klungkung: Banyu Pinaruh di Pantai Wajib Taati Protokol Kesehatan
• dr Dewi: Angka Positivity Rate Juni Lebih Rendah daripada Bulan Mei
• AKBP Roby Septiadi Sebut Polres Badung Siap Amankan Pemilu 2020
Padahal harga pasaran garam lokal Kusamba bisa sampai Rp10.000 per kilogram, mengingat kualitasnya sangat bagus dan rasanya sangat gurih.
Jika dijual dengan harga pasaran, menurut Mangku Rena, para tengkulak enggan mengambil garam Kusamba dan memilih membeli garam dari daerah lain yang harganya jauh lebih murah.
Apalagi banyak garam dari luar daerah yang harganya jauh lebih murah, walau kualitasnya tidak sebagus garam Kusamba.
"Kalau kami tidak kasi harga yang diminta tengkulak, nanti garam kami tidak dibeli dan petani tidak bisa penuhi kebutuhan dapur. Padahal kualitas garam petani kami kualitas No 1, yang harga jualnya bisa tinggi,"
"Harga garam kami dibeli begitu murah. Kalau tidak kami kasi tengkulak, agak lama lakunya. Nanti kami gak bisa makan," keluh Mangku Rena.
Para petani garam ini pun, menyambut baik rencana Pemkab Klungkung memproduksi garam Kusamba beryodium, dan bahan bakunya dibeli ke dari petani garam lokal.
• Pasien Positif Covid-19 Bertambah Satu Orang, Sembuh Tiga Orang
• Warga Sekitar Sanur: Aneh, Biasanya Mande 12 Cuaca Bagus Untuk Melaut
• Indonesia Akan Berutang Rp 900,4 Triliun pada Semester II-2020
"Setidaknya dengan rencana ini kami ada kepastian harga. Adalah rangsangan pagi petani garam lokal untuk terus memproduksi garam berkualitas," ungkapnya.
Dengan ketersediaan kepastian harga dan pasar, diharapkan ada generasi muda yang mau mencoba untuk menekuni pembuatan garam Kusamba secara tradisional.
Mengingat selama ini Garam Kusamba dikenal sebagai garam dengan kualitas sangat baik.
" Saat ini petani garam semuanya sudah tua. Tidak ada generasi muda yang mau mencoba jadi petani garam. Ini karena kerjanya berat, hasilnya sedikit. Padahal Garam Kusamba ini sangat terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik," jelas Mangku Rena.