Corona di Bali
Hampir 6 Bulan Siswa Belajar di Rumah, Beberapa Sopir Angkutan Siswa Gratis Kembali Jadi Petani
Sudah nyaris 6 bulan siswa dan siswi di Klungkung belajar daring secara online dari rumah.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA-Sudah nyaris 6 bulan siswa dan siswi di Klungkung belajar daring secara online dari rumah.
Hal ini pun membuat para sopir angkutan gratis sementara tidak aktif.
Beberapa sopir bahkan kembali menjadi petani, karena sampai saat ini belum bisa aktif antar-jemput siswa.
Kepala Dinas Perhubungan Klungkung, I Nyoman Sucitra menjelaskan, terdapat 110 sopir angkutan umum gratis yang melayani antar jemput siswa SMP di Kecamatan Klungkung, Bali.
• Keripik Biru Buatan Luh Sri Sudah Ada Sejak Tahun 1997, Dipasarkan hingga ke Jepang dan Australia
• Seorang Ibu Melahirkan di Atas Mobil Patroli Polsek Blahbatuh di Gianyar, Kondisi Bayi Sehat
• 12 Desa Maupun Kelurahan di Denpasar Sudah Masuk Zona Hijau Covid-19
Semuanya memanfaatkan angkutan umum pedesaan, yang sengaja diberdayakan dengan antar-jemput siswa.
"Selama pandemi ini kan siswa tidak bersekolah, jadi mereka (sopir angkutan siswa gratis) sementara tidak dapat penghasilan dari antar jemput siswa. Mereka ada juga yang bertanya ke kami kapan bisa kembali bekerja," ujar Sucitra.
Menurutnya situasi pandemi saat ini benar-benar dirasakan oleh para sopir angkutan siswa gratis.
Jika siswa bersekolah, para sopir ini bisa mendapatkan penghasilan tambahan sampai Rp.100 ribu setiap harinya untuk mengantar-jemput siswa.
Dulu para sopir angkutan siswa gratis ini bisa mendapatkan penghasilan lebih dari Rp. 2,5 juta hanya dari program tersebut.
Itupun jam kerjanya singkat, yakni hanya saat jam masuk siswa sekitar jam 06.00-06.30 Wita, serta jam pulang siswa sekitar pukul 12.00-12.30 Wita.
Diluar jam itu, para sopir itu bisa mencari penumpang umum.
"Terkait siswa untuk kembali masuk sekolah itukah kebijakan pemerintah daerah, yang tentu juga melihat situasi pandemi. Jadi semoga ini juga bisa dimaklumi oleh para sopir angkutan siswa gratis," jelas Sucitra.
Kondisi saat ini, para sopir angkutan siswa gratis pun hanya bisa mencari penumpang umum.
Karena sepinya penumpang, bahkan para sopir lebih memilih hanya memarkirkan mobil angkutan pedesaanya dirumah dan beralih ke pekerjaan lain seperti menjadi petani.
"Bahkan beberapa sopir memililih kembali jadi petani. Mereka berharap siswa agar bisa kembali bersekolah dan program angkutan siswa gratis ini bisa kembali aktif," harapnya.