Inspirasi Bali
Cerita Babe Awal Mula Terinspirasi Membuat Minyak Kutus-Kutus
Pada awalnya, ia membuat minyak kutus-kutus karena ketidaksengajaan saat dirinya terperosok ke sebuah pematang dekat parit rumahnya.
Penulis: Noviana Windri | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Servasius Bambang Pranoto atau lebih akrab dipanggil Babe ini merupakan orang yang membuat minyak kutus-kutus.
Pada awalnya, ia membuat minyak kutus-kutus karena ketidaksengajaan saat dirinya terperosok ke sebuah pematang dekat parit rumahnya.
Akibatnya, kakinya menjadi kebas.
Suatu hari, pria asal Klaten ini mendapat 'bisikan' agar membuat sebuah minyak untuk mengobati kakinya dengan bahan herbal yang ada di sekitar rumahnya dengan cara tradisional.
• Koster Ajukan Ranperda APBD Perubahan Tahun Anggaran 2020, Pendapatan Daerah Bali Turun 10,19 Persen
• Motivasi Karyawan BPD Bali, Aqua Ingatkan Pentingnya Paham Produk Knowledge Pada Perusahaan
• Bawaslu Temukan Ada Joki Saat Proses Coklit Daftar Pemilih di Badung
Dan ternyata, kakinya sembuh dengan diolesi minyak buatannya.
Pada tahun 2014, barulah minyak kutus-kutus didistribusikan dengan bantuan seorang distributor.
Dan kini telah memproduksi sebanyak 500 ribu botol perbulan dan telah memiliki pabriknya sendiri yang dibangun sejak tahun 2017 lalu.
Babe menganjurkan agar setiap hari mengolesi lubang hidung, telapak tangan, dada, dan punggung dengan minyak kutus-kutus.
Minyak kutus-kutus diklaim juga bisa sebagai pelindung dan pertahanan diri dari virus, salah satunya seperti virus yang saat ini sedang melanda yaitu Covid-19.
"Saat seperti ini kita harus memperkuat diri dengan caranya masing-masing. Hidup secara benar, sehat, dan bersih. Lawan virus dari diri sendiri. Jangan minta ke pemerintah," ujarnya.
Dalam wawancara khususnya dengan Tribun Bali, Babe mengajak Tribun Bali mengintip proses produksi minyak kutus-kutus buatannya.
Terdapat 69 bahan dasar pembuatan minyak kutus-kutus.
Seperti rempah-rempah, yaitu cengkeh, bunga lawang, kapulaga, kayu manis, secang, kayu angit, dan macam-macam dedaunan seperti rosemery, sage, dan masih banyak lagi.
"Kita beli bahan dasarnya dari Bali. Meski rosemary dari Eropa tapi ada di Bali. Dan kami mencari yang segar selama masih bisa kita cari. Kita dengan macam-macam bahan ini untuk melawan virus corona tidak sulit," jelasnya.
• Pariwisata Bali Telah Dibuka, IDAI Bali Minta Ada Imbauan Khusus Kepada Anak
• Soal Polemik HK di Bali, Giri Prasta Minta Desa Adat Ingatkan Dresta, Awig-awig dan Pararem yang Ada
• Pilkada Serentak Digelar 9 Desember Mendatang, Begini Empat Arahan Presiden Jokowi