Guru Besar Unud Sebut Wisatawan Domestik Cenderung Enggan Bepergian Gunakan Pesawat Udara

Guru Besar Bidang Pariwisata Universitas Udayana (Unud), Prof. I Gede Pitana menilai, wisatawan nusantara/domestik masih ada rasa keengganan untuk

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Wema Satya Dinata
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata bidang pemasaran dan kerja sama, Prof. I Gede Pitana saat ditemui beberapa waktu lalu 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Guru Besar Bidang Pariwisata Universitas Udayana (Unud), Prof. I Gede Pitana menilai, wisatawan nusantara/domestik masih ada rasa keengganan untuk berwisata, terutama antarpulau melalui pesawat udara.

Dirinya menyebut, ada ketidaknyamanan atau ketidakpercayaan psikologis para penumpang untuk bepergian menggunakan pesawat.

"Jangankan orang lain, saya sendiri saja ketika diundang ke Jakarta, diundang ke Medan, saya mengatakan lain kali saja. Padahal saya dibiayai oleh yang mengundang. Apalagi wisatawan yang harus membayar pembiayaannya sendiri," tutur Prof. Pitana dalam diskusi pariwisata "Mengawal Bangkitnya Pariwisata Bali Berdasarkan Protokol Kesehatan Demi Pemulihan Perekonomian Bali" di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Kamis (10/9/2020).

Peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Unud itu menjelaskan, hipotesisnya tersebut mendapatkan kebenaran ketika melihat data jumlah pergerakan wisatawan ke Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Bandung.

Pergerakan wisatawan di Jawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ke Bali.

Soal Diksi Kerasnya terhadap IDI, Ini Penjelasan Jerinx

BIN Merekomendasikan 3 Hal Ini terhadap Pariwisata Bali

Ingin Berlaga di MotoGP 2021, Andrea Dovizioso Tunggu Tawaran Kontrak yang Masuk

Situasi ini disebabkan karena berbagai destinasi tersebut masih dalam satu pulau sehingga dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan darat.

Mantan Deputi Menteri Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI itu menyebutkan, beban psikologis masyarakat yang menggunakan angkutan darat lebih kecil dibandingkan dengan pesawat udara.

Melihat kondisi tersebut, dirinya menyarankan agar pemerintah memberdayakan wisatawan lokal jika ingin menggerakan perekonomian di Pulau Dewata melalui pariwisata.

"Biarkanlah orang Singaraja berwisata ke Denpasar. Biarkanlah orang Denpasar bergerak ke Bedugul, orang Bedugul dan Kintamani ke daerah lain. Ini akan juga akan menggerakkan ekonomi rakyat," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan, pihaknya berupaya menumbuhkan kepercayaan guna mendorongnya wisatawan domestik/nusantara untuk berwisata ke Pulau Dewata.

Update Covid-19 di Bali - Kasus Positif  Bertambah 111 Orang, Sembuh 115 Orang, 9 Pasien Meninggal

Terkait Penerapan Koridor Sehat, Angkasa Pura Gandeng Bandara Internasional Incheon Korsel 

Pemerintah Akan Gelar Operasi Yustisi Guna Meningkatkan Pendisiplinan Protokol Kesehatan

Apalagi pariwisata merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat sehingga mereka mementingkan kebutuhan primernya terlebih dahulu.

"Karena sampai sekarang baru 4 ribu sampai 5 ribu kedatangan domestiknya. Kalau weekend bisa sampai 5 ribu, kalau hari-hari biasa antara 2.500 sampai 3 ribu," jelasnya.

Dari kunjungan wisatawan domestik/nusantara tersebut, Astawa menyebut Pantai Pandawa saat ini menjadi destinasi yang paling banyak dikunjungi.

"Kemarin sampai seribu per hari," kata mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali itu.

Selain Pantai Pandawa, kunjungan wisatawan domestik/nusantara juga banyak ke destinasi lain, seperti di Kebun Raya Eka Karya, Bedugul serta Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, dan obyek wisata Kintamani, Kabupaten Bangli. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved