107 Hektare Lahan Petani di Badung Diserang Hama Tikus

Beberapa sawah di Kabupaten Badung diserang hama tikus, sehingga berdampak pada hasil panen petani.

Istimewa
Kadiperpa Badung, I Wayan Wijana saat mengikuti kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Hama Tikus di Subak Cemagi Let, Desa Cemagi Kecamatan Mengwi, beberapa waktu yang lalu 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG -  Beberapa sawah di Kabupaten Badung diserang hama tikus, sehingga berdampak pada hasil panen petani.

Kendati demikian masalah itu pun sudah dilaporkan ke Dinas Pertanian dan Pangan (Diperpa) Badung.

Kabarnya, Diperpa setempat pun sudah menindaklanjuti hal tersebut dengan menggencarkan gerakan pengendalian (Gerdal) melibatkan sejumlah pihak.

Dengan adanya Gerdal tersebut diharapkan mampu mengurangi hama tikus di beberapa sawah di Badung.

Tulisan Dewan Perwakilan Rakyat Diubah, Situs DPR dpr.go.id Sempat Diretas, Begini Kata Menkominfo

Pemberian BLT Dana Desa Diperpanjang Sampai Desember

Alasan Manny Pacquiao Tak Mau Hadapi Musuh yang Pernah Buat Dia Sekarat

Kadiperpa Badung, I Wayan Wijana saat dikonfirmasi Kamis (8/10/2020) membenarkan hal tersebut.

Pihaknya mengatakan hama tikus ini sudah ada sejak beberapa bulan yang lalu.

“Kami memang banyak mendapatkan laporan serangan hama tikus dari petani. Serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) ini tidak hanya di wilayah Badung, atas laporan tersebut kami sudah menurunkan OPT untuk melakukan pengamatan dan upaya-upaya pengendalian,” ungkapnya.

Berdasarkan data, serangan hama tikus di Kabupaten Badung tercatat seluas 107 Hektare.

Sempat Adu Mulut, Jose Mourinho Kini Sudah Berdamai dengan Pelatih Inggris

Dosen Berikan Nilai A bagi Mahasiswa yang Ikut Demo UU Omnibus Law, Inilah Pembelajaran Sebenarnya

Ditengahi Sejumlah Instansi, Kisruh Desa Adat Jro Kuta Pejeng Diminta Diselesaikan secara Adat

Semua itu pun tersebar di Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi dan Kuta Utara.

Wijaya menjelaskan faktor penyebab serangan OPT, antara lain kemampuan adaptasi OPT, penanaman varietas yang sama terus-menerus, perubahan iklim, perubahan ekosistem termasuk alih fungsi lahan dan hilangnya musuh alami OPT.

“Untuk mengatasi hal itu, kami sudah melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) dengan melibatkan krama subak berupa pengeropyokan, pengasapan dan pemasangan racun tikus dan sebelumnya sudah dilakukan upaya niskala sesuai keyakinan masyarakat,” terangnya.

Pemprov Bali Tak Cairkan Bantuan Stimulus Usaha kepada Dua Orang Calon Penerima di Bangli

Update Covid-19 Bali, 8 Oktober: Kasus Positif Bertambah 107 Orang, 125 Pasien Sembuh & 7 Meninggal

BREAKING NEWS - Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Jalan Puputan Renon Denpasar Lumpuh

Di samping upaya sekala, pihaknya juga sudah koordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Bapenda/Pasedahan Agung serta Majelis Madya Subak untuk membahas pelaksanaan Ngaben Bikul (tikus).

Sesuai rencana, menurutnya akan dilaksanakan sekitar bulan November mendatang.

“Rencana november mendatang kita laksanakan ngaben-nya. Tapi melihat situasi juga,” bebernya

Mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini juga mengatakan pihaknya sedang menjajaki untuk memanfaatkan musuh alami tikus yaitu burung hantu yang terbukti mampu menekan populasi tikus.

Protes Pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja, Massa Aliansi Bali Serukan Ini

Terlibat Adu Mulut Berujung Penganiayaan, Korban Alami Bengkak pada Wajah dan Penggumpalan Darah

Arti Mimpi Ditangkap Polisi, Anda Mengalami Kekecewaan hingga Teman Akan Datang Membantu

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved