Singapura hingga Amerika Serikat, Kerajinan Anting Tampaksiring Eksis di Luar Negeri

Di tengah banyaknya sektor industri yang mati akibat pandemi Covid-19, terdapat kabar baik dari Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Perajin anting, Ketut Sudirman memperlihatkan hasil karyanya di Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali, Minggu (25/10/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Di tengah banyaknya sektor industri yang mati akibat pandemi Covid-19, terdapat kabar baik dari Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Bali.

Di mana kerajinan piercing (anting) yang digeluti masyarakat setempat saat ini tetap eksis.

Bahkan eksistensinya bukan hanya di pasar lokal, tetapi juga pasar internasional.

Seorang perajin, I Ketut Sudirman Minggu (25/10/2020) mengungkapkan, eksistensi kerajinan piercing ini tidak selalu berjalan mulus.

Baca juga: BREAKING NEWS - Penemuan Mayat di Jalan Gunung Soputan, Dievakuasi Petugas Ber-APD Lengkap

Baca juga: Laka Lantas Terjadi di Jalan Gunung Rinjani Denpasar, Diduga Adu Jangkrik

Baca juga: Kisah Pilu Warga Miskin di Myanmar, Terdampak Pandemi Covid-19 Terpaksa Buru Tikus untuk Dimakan

Bahkan di awal pandemi, pihaknya juga mengalami dampak penurunan pesanan.

Hal itu tak terlepas dari banyaknya negara tujuan menerapkan lockdown.

"Sempat mengalami penurunan pesanan saat Maret sampai Juni karena negara tujuan pasar saya menerapkan lockdown," ungkapnya.

Pihaknya pun bersyukur, hal tersebut tak berlarut-larut.

Baca juga: Beraksi di 16 TKP, Jambret yang Kerap Sasar WNA Berhasil Diamankan Polsek Kuta Utara

Baca juga: Polsek Ubud Tingkatkan Patroli dan Sosialisasi Anti Premanisme

Baca juga: Denpasar Turun Status Jadi Orange, Tingkat Penularan Covid-19 Disebut Menurun

Di mana sekitar Juni lalu, aktivitas pemasaran kembali normal hingga saat ini.

Adapun negara tujuan pemasarannya, kata dia, mulai dari Singapura, Inggris hingga Amerika Serikat.

Pesanan-pesanan tersebut dikirim setiap bulan.

"Pesanan dikirim setiap bulan, antara kisaran 30 kilogram. Dikirim tiap bulan, dikarenakan proses produksi memang memakan waktu," ujarnya.

Baca juga: Lab PCR di RSUD Wangaya Denpasar Diharapkan Mulai Beroperasi Awal November 2020

Baca juga: Pengakuan Model Cantik di Surabaya yang Curiga Direkam oleh Spy Cam Dari 2 Benda Ini, Dipegang Panas

Baca juga: Jago Ngurus Anak, 5 Zodiak Ini Jadi Idaman Para Lelaki, Gemini bahkan Disukai Teman Anaknya

Piercing yang diproduksi Sudirman, berbahan baku kayu serta berbagai logam, seperti kuningan.

Tak hanya itu, ia juga terkadang memproduksi piercing berbahan tanduk kerbau dan kerang.

Di mana bahan baku kayu diperoleh dari Buleleng, sementara kerang di peroleh di daerah Kuta, untuk kuningan ia mendapatkan di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati.

"Sehingga terjadi perputaran ekonomi. Saya berharap, usaha saya ini juga bisa membantu mengembalikan perekonomian Bali yang saat ini lesu," harapnya.

Baca juga: Dua Orang Ditemukan Tidak Memakai Masker di Jembrana

Baca juga: Pria Ini Modifikasi Tubuhnya dengan Ratusan Tindik, Tato, Hingga Implan Subdermal

Sejatinya, kata dia, peminat kerajinan tersebut bukan hanya pasar internasional.

Namun karena pihaknya kesalahan melayani pasar lokal yang bersifat retail, sehingga ia hanya fokus pada pasar internasional.

"Retail sifatnya beli satuan, otomatis butuh pelayanan satu-satu. Sementara permintaan masing-masing orang itu berbeda-beda, kadang ada yang minta custom, sehingga banyak waktu terbuang untuk melayani satu pembeli, jadi kesulitan mengakomodasi custumer untuk pembelian retail," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved