AWK Dilaporkan Atas Dugaan Penistaan Agama, Kasusnya Diproses Ditreskrimum Polda Bali
Elemen masyarakat Bali melaprokan AWK ke Polda Bali atas dugaan penistaan agama
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Massa sebagian besar mengenakan atribut, seperti udeng, saput, maupun kain berwarna poleng (hitam-putih) yang dianggap memiliki nilai spiritual bagi masyarakat Nusa Penida.
Dari Pelabuhan Kusamba, massa yang diangkut lima mobil truk mendapat pengawalan polisi hingga di Kota Semarapura.
Massa kemudian menggelar aksi di depan Monumen Puputan Klungkung.
Adapun personel kepolisian yang disiagakan untuk mengamankan aksi ini lebih dari 500 personel, termasuk bantuan dari Polres Gianyar dan Polres Karangasem.
Tiga mobil water canon pun turut disiagakan.
Pengamanan juga dibantu tim gabungan mulai dari kepolisian, TNI, Satpol PP Klungkung, dan Pecalang Desa Adat Semarapura.
Massa yang hadir melakukan aksi merupakan perwakilan dari berbagai elemen masyarakat di Nusa Penida, mulai dari tokoh masyarakat, bendesa, perbekel, panitia pura, hingga kelompok pemuda.
Baca juga: Polda Bali Periksa 5 Saksi Kasus Dugaan Penganiayaan AWK
Baca juga: Raja Se-Bali Lakukan Pertemuan, Dukung Proses Hukum dan Minta AWK Haturkan Guru Piduka di Pura
"Sesuai rencana awal, kami hanya datang perwakilan. Kami datang dengan damai, berkaitan dengan ucapan Arya Wedakarna yang menyentuh ranah kepercayaan masyarakat Nusa Penida. Pada dasarnya masyarakat Nusa Penida sangat damai, namun ada hal yang paling sensitif disentuh oleh AWK dengan ucapan arogan. Kami merasa sangat sakit dan tersinggung," ungkap koordinator aksi, I Wayan Sukla, di hadapan massa aksi.
Dengan alunan gamelan baleganjur, massa beriringan berjalan ke depan Monumen Puputan Klungkung untuk berorasi.
Mereka membawa berbagai atribut seperti poster dengan tulisan mengecam AWK.
"Kami menghormati bupati, kapolres, sehingga kami datang hanya perwakilan saja. Pada intinya kami sangat tersinggung, kepercayaan kami diungkit-ungkit. Bahkan Ida Sesuhunan Ida Bhatara Dalem Ped yang kami sungsung, justru disebut makhluk," jelas Ketua Forum Perbekel Nusa Penida, I Ketut Gede Arjaya, dalam orasinya.
Dirinya juga kembali menegaskan menolak AWK untuk menginjakkan kaki ke Nusa Penida dalam agenda apapun.
Menurutnya masyarakat di Nusa Penida bahkan tambah dibuat tersinggung, dengan pernyataan AWK yang mengatakan warga yang menolak kehadirannya hanya segelintir.
"Ini kami hanya perwakilan saja. Jika tuntutan kami tidak ada tindak lanjut, kami akan kerahkan massa yang lebih besar," tegasnya.
Dalam aksi itu, perwakilan elemen masyarakat di Nusa Penida pada intinya melayangkan tiga tuntutan.