Apakah Morning Sickness Berbahaya? Ini Penjelasannya
Tanda dan gejala morning sickness antara lain mual, kehilangan nafsu makan, muntah, efek prikologis, misal depresi dan kecemasan.
Penulis: Noviana Windri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tanda dan gejala morning sickness antara lain mual, kehilangan nafsu makan, muntah, efek prikologis, misal depresi dan kecemasan.
Berbagai gejala ini biasanya muncul sejak awal wanita mengandung dan akan membaik di minggu ke-12 kehamilan dan kondisi ini mungkin akan terus muncul selama kehamilan.
Lalu, apakah morning sickness berbahaya?
Baca juga: Ditantang Seorang Youtuber, Floyd Mayweather Jr Menjawab, Sarankan Main Boneka Saja
Baca juga: Update Kasus Covid-19 di Denpasar, Sembuh Bertambah 14 Orang, Positif 28 Orang
Baca juga: Dosen Ditemukan Tewas Gantung Diri, Dikenal Sosok Pekerja Keras
Dokter spesialis kandungan, dr. Sofani Munzila, Sp.OG menjelaskan mual dan muntah saat hamil merupakan hal yang wajar.
Sebab, morning sickness merupakan salah satu tanda kehamilan normal.
"Kalau membayakan kehamilan sebenarnya tidak. Tetapi bisa menghambat proses penyerapan nutrisi ibu hamil dan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Kemudian juga bisa menganggu keseimbangan elektrolit, cairan, dan otomatis mengganggu aktivitas sehari-hari," paparnya dalam webinar 'How to Deal With Morning Sickness' yang digelar KECC, Kamis (19/11/2020).
Baca juga: Sampah Medis di RSUP Sanglah Capai 1.000 Kg Per Hari
Baca juga: Harga Terjangkau, TPID Klungkung Gelar Pasar Murah di 16 Desa di Klungkung
Baca juga: Beralih ke PBI Agar Tetap Aktif, Sujati Akui Pentingnya Memiliki JKN-KIS
Walaupun tidak membahayakan ibu dan janin, morning sickness dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Pada beberapa wanita morning sickness yang gejalanya parah dapat berlanjut menjadi hyperemesis gravidarium.
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah parah yang dialami ibu hamil.
Baca juga: Jerinx 1,2 Tahun Penjara, ICJR: Putusan Hakim Berbahaya Bagi Iklim Demokrasi Indonesia
Baca juga: Lawan Dustin Poirier, Tony Ferguson Sebut Conor McGregor Kini Bagai Kurcaci Irnandia
Baca juga: Ruang Kelas SDN 7 Tianyar Barat Rusak Parah,Disdikpora Karangasem Usulkan Anggaran Perbaikan di 2021
Kondisi ini rentan menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan drastis.
"Jika ibu hamil mengalami hyperemesis gravidarium, penanganan dari tenaga kesehatan perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi. Segera cari pertolongan kepada dokter," tambahnya. (*)