Diharapkan Tembus Pasar Internasional, Petani Tabanan Terus Kembangkan Beras Hitam
Komoditi beras hitam saat ini masih terus dikembangkan oleh para petani di Kabupaten Tabanan khususnya si Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebe
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Komoditi beras hitam saat ini masih terus dikembangkan oleh para petani di Kabupaten Tabanan khususnya si Banjar Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Bahkan, saat ini luas tanam padi hitam di kawasan tersebut sudah mencapai kurang lebih 2 hektare dibandingkan sebelumnya yang hanya 4 are.
Diharapkan ke depannya beras hitam Tabanan bisa tembus ke pasar nasional dan internasional.
Baca juga: Soal Usulan Pangdam Jaya Untuk Bubarkan FPI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin: Harus Direspons Negara
Baca juga: Delapan Gepeng Asal Desa Munti Gunung Diamankan, Satu di Antaranya Berusia 4 Tahun
Baca juga: Tinggal Dekat Kampung Halaman The Eagle, Petarung Ini Diyakini Sebagai Penerus Khabib Nurmagomedov
Menurut seorang petani di Subak Merta Tempek Soka Candi, Desa Senganan Tabanan, I Made Jonita menuturkan, awal mula pengembangaan beras hitam di wilayahnya ini tahun 2017 lalu.
Saat itu, hanya membeli atau mencoba bibit sebanyak 5 kilogram beras hitam yang dibeli dari daerah Bogor, Jawa Barat dengan luas tanam 4 are.
"Jadi awalnya hanya sedikit hingga akhirnya kami tertarik kembangkan tanam padi beras hitam ini karena di Tabanan sendiri produksinya masih kecil dibandingkan dengan beras merah dan putih," kata pria yang juga merupakan Ketua Konservasi Burung Hantu ini, Jumat (20/11/2020).
Baca juga: Tinggal Dekat Kampung Halaman The Eagle, Petarung Ini Diyakini Sebagai Penerus Khabib Nurmagomedov
Baca juga: Peringati HUT Brimob, Wakapolres Putu Utari Beri Bantuan untuk Penyandang Disabilitas
Baca juga: Hotman Paris Pamer Makan Popcorn Rp 50 Juta Buatan Chef Arnold, Begini Rasanya
Dia melanjutkan, setelah beberapa waktu kemudian ia bersama petani lainnya juga melihat varietas beras hitam cukup baik dan tidak termakan hama dengan media tanam pertanian organik.
Sehingga, keunggulan tersebut membuat para petani di desa tertarik untuk menanam dalam jumlah besar.
Sehingga selama 3 tahun ini perkembangan cukup pesat dari 4 are menjadi 2 hektare lebih.
"Total saat ini (2020) sudah ada 2 hektare luasan lahan di Subak Merta Tempek Soka Candi, Pagi Senganan yang ditanam padi beras hitam," ungkapnya.
Baca juga: Hotman Paris Pamer Makan Popcorn Rp 50 Juta Buatan Chef Arnold, Begini Rasanya
Baca juga: DKPP Buleleng Gelar Lomba Buat Rujak, Cita Rasa Terbaik Masuk Katalog Sobean
Baca juga: Peran Nutrisi untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Selama Kehamilan
Disinggung mengenai pola tanam, Enjoy menyebutkan pola tanam beras hitam hampir sama dengan beras pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada sistem pertanian organik.
Sehingga, untuk usia tanam dalam sekali panen rata-rata sekitar enam bulan. Sementara kapasitas produktivitas 5 hingga 6,5 ton per hektarnya.
"Rencana kami, beras hitam akan kami tanam dalam jumlah besar. Jika nantinya kondisi perekonomian kembali normal di Bali. Karena di beberapa daerah luar Bali beras sudah diekspor ke luar negeri. Seperti contohnya Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengekspor beras hitam ke Amerika Serikat," harapnya.
Baca juga: Daftar 45 Daerah di Indonesia yang Jual Harga Pertalite Setara dengan Premium
Baca juga: Harapkan Personel Bebas Covid-19, Waka Polres Badung Serahkan APD dari Kapolda Bali
Pria yang akrab disapa Dek Enjoy ini menyatakan, hanya saja untuk sementara hasil produksi beras hitam ini masih dipasarkan di daerah Tabanan.