Kasus Bunuh Diri Meningkat, Ketahui Faktor Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kasus bunuh diri dalam sepekan khususnya di Bali bertambah menjadi dua orang. Tindakan ini dilakukan oleh dua orang dewasa dengan rincian

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Made Ayu Praditya Larashati, M.Psi., selaku Psikolog klinis di Rumah Sakit Bhayangkara Denpasar 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kasus bunuh diri dalam sepekan khususnya di Bali bertambah menjadi dua orang.

Tindakan ini dilakukan oleh dua orang dewasa dengan rincian 1 orang laki-laki dengan menggantung diri di tali yang berlokasi di Ubung Kaja, Denpasar dan 1 orang perempuan dengan loncat dari lantai empat di sebuah hotel di kawasan Jimbaran, Badung. 

Lalu apakah suatu masalah dapat mendorong seseorang hingga nekat mengakhiri hidupnya?

Menurut penjelasan Made Ayu Praditya Larashati, M.Psi selaku Psikolog praktik di RS Bhayangkara Denpasar, mengatakan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan upaya bunuh diri. 

Baca juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI, Senin 30 November 2020, Kelas 4-6: Mengukur Besar Sudut

Baca juga: Dekati hingga Jangan Beri Nasihat, Cara Mencegah Orang Melakukan Tindakan Bunuh Diri

Baca juga: Purnama Kanem, Penyucian Diri Lahir Batin, Hari Baik untuk Mapunia

"Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan upaya bunuh diri, salah satunya ialah masalah kehidupan yang dihadapi orang tersebut. Masalah-masalah kehidupan ada berbagai macam antara lain kehilangan sosok yang dicintai atau masalah percintaan, diskriminasi, masalah keuangan, memiliki penyakit kronis tertentu, mengalami kekerasan dan masih banyak masalah lainnya," ujarnya dengan Tribun Bali, pada, Senin (30/11/2020). 

Ayu menambahkan namun, di sini perlu diperhatikan dan perlu digarisbawahi bahwa kondisi mental setiap orang tidak sama, di mana setiap orang memiliki daya lenting atau resiliensi di tingkat yang berbeda. 

Baca juga: Misteri Kematian Diego Maradona, Dokter Pribadi Dipriksa, Diduga Lakukan Pembunuhan

Baca juga: Waspada Klaster Keluarga, Putri Koster Minta Anak Muda Lindungi Orangtua di Rumah

Baca juga: Kisah Kulkul Pejenengan Puri Agung Klungkung, Jika Berbunyi Sendiri Tanda Tak Baik Ini Bakal Terjadi

"Daya lenting atau resiliensi merupakan kapasitas psikologis yang dimiliki seseorang untuk beradaptasi dengan situasi yang penuh tekanan atau masalah-masalah pribadi yang dihadapi sehingga ia dapat bangkit kembali dari situasi atau masalah tersebut.""

"Seseorang yang memiliki tingkat resiliensi yang tinggi cenderung mampu menemukan kekuatan-kekuatan di dalam dirinya untuk dapat menghadapi tekanan atau masalah yang dihadapi," tambahnya. 

Baca juga: Kabar Terbaru, Deretan iPhone 12 Akan Dijual di Indonesia 18 Desember, Ini Spesifikasi Lengkapnya

Baca juga: Demi Naik Jabatan, Istri Tega Selingkuh dengan Bosnya

Baca juga: Cicipi Lapangan Internasional di Boyolali, Purwanto Cetak Dua Gol Bawa Mitra Devata Menang 1-9

Lanjutnya, kondisi ini yang dapat menjelaskan bahwa ada seseorang yang dihadapkan dengan masalah percintaan melakukan upaya bunuh diri namun ada orang lainnya yang dihadapkan masalah percintaan yang serupa tidak melakukan upaya tersebut. 

"Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang yang melakukan upaya bunuh diri tidak selalu yang mengalami gangguan jiwa atau mereka yang tidak atau kurang beriman, namun dapat terjadi di siapapun dan dengan jenis masalah yang beragam."

"Sangat penting untuk kita untuk tidak menganggap sepele masalah yang dihadapi oleh orang lain, karena kita tidak pernah tahu kondisi mental dari orang tersebut saat itu seperti apa dan bagaimana ia memandang masalah tersebut dalam kehidupannya," tutupnya. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved