7 Fakta Menarik Terowongan Zaman Belanda yang Ditemukan di Bendungan Tamblang Bali

Bendungan tersebut terletak di empat desa yaitu Desa Bila dan Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Desa Bebetin dan Desa Sawan, Kecamatan Sawan

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Kambali
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Terowongan yang diduga dibuat pada zaman kolonial Belanda, ditemukan di areal pembangunan Bendungan Tamblang, Kamis (3/12/2020). 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pembangunan Bendungan Tamblang Kabupaten Buleleng, Bali terus berlanjut.

Bendungan tersebut terletak di empat desa yaitu Desa Bila dan Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Desa Bebetin dan Desa Sawan, Kecamatan Sawan dengan total luas lahan mencapai 73.6 hektare.

Dalam proses pembangunannya ditemukan terowongan.

Berikut ini fakta-fakta menarik terowongan di Bendungan Tamblang yang dirangkum Tribun-bali.com;

Baca juga: Terowongan Zaman Belanda Sepanjang 480 Meter Ditemukan di Areal Proyek Bendungan Tamblang

1. Terowongan sepanjang 480 meter

Terowongan sepanjang 480 meter ditemukan di proyek pembangunan bendungan Tamblang.

Tenaga Ahli Geologi Pembangunan Bendungan Tamblang, Heri Suwondo ditemui Kamis (3/12/2020) mengatakan, terowongan tersebut ditemukan tanpa sengaja oleh pihaknya pada Sabtu (21/11/2020).

Saat  itu pihaknya melakukan penggalian sedalam 40 meter untuk membuat pondasi di area genangan waduk.

Hingga tiba-tiba ditemukan sebuah lubang berukuran cukup besar.

Baca juga: Warga Sigi Takut ke Kebun Pascapembunuhan Satu Keluarga di Desa Lembantongoa

2. Memiliki dua jalur

Heri menyebut, trowongan tersebut diperkirakan memiliki dua jalur.

Sebab, pihaknya juga menemukan sebuah lubang dengan ukuran yang sama, di daerah hilir, tak jauh dari areal proyek bendungan Tamblang.

Namun, untuk jalur yang kedua ini, pihaknya belum bisa melakukan pengecekan sebab jalur terowongan sudah mulai runtuh.

“Jadi terowongan ini belum selesai dibuat, dan belum sempat digunakan. Mungkin pekerja saat itu mengalami kendala karena menemukan batuan keras yang menghalangi jalur terowongan," kata Heri.

"Jarak beberapa meter di dalam terowongan itu ada lubang agak tinggi, yang kami yakni sebagai ventilasi untuk menyuplai oksigen dan membuang material galian,” terang Heri. 

Baca juga: Mencari Jati Diri Ala Manusia Goa

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved