Pelaku Usaha & Industri Mikro hingga Menengah di Bali Masih Perlu Didorong Gunakan Platform Digital

Pasalnya, pemanfaatan platform digital oleh para pelaku usaha dan industri mikro hingga menengah masih terbilang kecil.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM) sedang mengikuti pameran di Taman Budaya Provinsi Bali, Jumat (4/12/2020) 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Para pelaku usaha dan industri mikro, kecil serta menengah di Bali masih perlu didorong untuk memanfaatkan platform digital dalam pemasaran produknya.

Pasalnya, pemanfaatan platform digital oleh para pelaku usaha dan industri mikro hingga menengah masih terbilang kecil.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, I Wayan Jarta menuturkan, pelaku usaha dan industri mikro hingga menengah yang sudah memanfaatkan platform digital untuk pemasaran produknya baru antara 10 sampai 20 persen.

"Yang sudah ready go digital angka pasti saya tidak punya. Tapi kalau saya presentasekan dari apa yang saya lihat baru sekitar 10 sampai 20 persen," kata Jarta saat ditemui awak media di Denpasar, belum lama ini.

Baca juga: Pameran Desain Arsitektur di Denfest 2020, Upaya Mengakomodir Bambu dalam Desain Bangunan

Baca juga: Bawaslu Tabanan Bentuk Tim Patroli Setiap Wilayah,Awasi Politik Uang & Kampanye Gelap di Masa Tenang

Baca juga: Mensos Juliari Batubara Dapat Untung Rp 17 Miliar dari Bansos Covid-19 dan Terancam Hukuman Mati

Menurut Jarta, keberadaan usaha dan industri mikro hingga menengah banyak yang berada di pedesaan.

Oleh karena itu, pemanfaatan platform digital belum terlalu familiar bagi masyarakat setempat.

Masyarakat di sana sebenarnya sudah terbiasa dalam memegang smartphone, hanya saja ketika diajarkan untuk mulai memasarkan produknya ada perasaan ngekoh (malas).

Meski begitu, pihaknya menginginkan agar mereka bisa mulai menggunakan platform digital tersebut di masa pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) ini.

Terlebih, banyak di antara mereka yang menjadi pelaku usaha dan industri mikro hingga menengah adalah tenaga kerja yang dirumahkan dari sektor pariwisata.

"Itu (eks tenaga kerja pariwisata) saya kira lebih cepat dia kan," kata mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali itu.

Bagi Jarta, mereka yang berhasil memasarkan produknya melalui platform digital biasanya mempunyai banyak kreasi.

 Hal itu dikarenakan pengguna platform digital juga tidak menyukai atau cepat bosan ketika melihat tampilan produk yang hanya sedikit.

"Sesekali dia post produk misalnya baju, nah kalau terus itu itu saja kan endak ada yang tertarik juga. Maka dia harus selalu berkreasi. (Minimal) setiap bulan ada produk baru yang dikeluarkan," kata dia.

Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini tengah mengadakan pameran di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Denpasar.

Baca juga: 1 Hal Ini Buat Bos UFC Yakin Jika Conor McGregor Lebih Hebat dari Muhammad Ali

Baca juga: Pevita Pearce dan Arsyah Rasyid Pamer Momen Kencan Malam Minggu, Intip Potret Mesranya

Baca juga: Tampil Luar Biasa di Liga Spanyol, Cadiz Buat Barcelona dan Real Madrid Bagai Kurcaci

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved