Berita Terkini Tabanan

Tabanan Buka Sekolah Tatap Muka, Ini Syaratnya, Kuota Siswa 50%, Guru Wajib Tes Swab dan Divaksin

Secara umun pihaknya setuju dengan rencana tatap muka ini karena selama ini pembelajaran daring dinilai tak begitu efektif.

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Kambali
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi - Sejumlah siswa mengerjakan tugas dari sekolah saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Warnet Covid-19 RW 09, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8/2020). 

Koordinasi tersebut membahas terkait kesiapan penerapan pembelajaran tatap muka untuk memantapkan rencana tatap muka.

Banyak faktor yang pendorong untuk tatap muka ini segera direalisasikan.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Januari 2021, Berikut Syarat yang Harus Dipatuhi

Selain prokes, juga terungkap bahwa selama ini pembelajaran daring tersebut dirasa kurang efektif.

Terbukti, siswa yang belajar di rumah merasa bosan sehingga mengakibatkan kompetensi siswa cenderung menurun. 

Kemudian, faktor kompetensi guru yang belum semua merasa.

Banyak guru gang masih bingung ketika melaksanakan pembelajaran secara daring/online.

Terakhir, orang tua merasa kurang mampu mendampingi anak-anak dalam belajar daring, serta kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki orang tua yakni handphone HP untuk mendukung proses pembelajaran jika orang tua memiliki anak lebih dari satu.

Baca juga: Disdik Denpasar Segera Rapatkan Rencana Sekolah Tatap Muka Mulai Januari 2021

"Banyak hal yang kita bahas sebelumnya. Intinya pembelajaran tatap muka diharapkan segera diterapkan dengan tetap memperhatikan kondisi di lapangan," jelassnya. 

Jika misalnya akan ditetapkan tatap muka, Putra menyatakan akan secara bertahap.

Dalaam artian kemungkinan akan diterapkan di wilayah pedesaan yang memenuhi syarat.

Syarat yang dimaksud adalah dalam satu desa tersebut tak ada yang terjangkit virus atau tak ada yang tertular virus ini.

Sarana prokes di sekolah tersebut sudah siap.

Kemudian orang tua siswa setuju dengan sistem pembelajaran tatap muka ini.

Sedangkan untuk yang tak memenuhi kriteria kemungkinan akaam masih tetap menerapkan daring. 

Dan jika memungkinkan, skenarionya sudah disiapkan seperti mengenai jumlah siswa di dalam kelas, waktu pembelajaraannya tak ada jam istirahat, tak ada ekstrakurikuler, kantin ditutup karena siswa dianjurkan membawa bekal masing-masing.

Baca juga: Meski Denpasar Masih Zona Merah Covid-19, Ada Orang Tua Siswa yang Ingin Anaknya Sekolah Tatap Muka

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved