Penanganan Covid
Harapkan Bantuan Pemerintah, Asita Dukung Gas Rem Pemerintah Tangani Covid-19
DPD Asita Bali (Asita 1971), memaklumi keputusan Pemerintah Pusat untuk sementara melarang WNA masuk Indonesia
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Paul sebagai wakil DPP Asita, membenarkan bahwa Covid-19 sangat memukul industri pariwisata dan seluruh kaitannya.
“Sudah 10 bulan kami tanpa pendapatan, tetapi pengeluaran terus jalan. Kami berusaha mengetuk pintu Pemerintah untuk memerhatikan. Dan Pemerintah pun nampaknya serius agar dapat merealisasikan bantuan kepada Asita. Sebab hotel dan restoran telah menerima pengembalian pajak 10 persen itu,” tegasnya.
Biro perjalanan pariwisata, kata dia, juga meminta uluran tangan pemerintah di saat situasi sulit ini.
“Kami masih menunggu konfirmasi, regulasi seperti apa dan yang mana yang bisa digunakan untuk membantu Asita di seluruh Indonesia, khsususnya di Bali,” katanya.
Sebab menurut mantan Ketua Asita Bali, Ketut Ardana, operasional asosiasi saja cukup besar.
Sedangkan Asita tidak tega meminta iuran pada member di tengah kondisi serba sulit ini.
Baca juga: Menparekraf Akan Perjuangkan Kelanjutan Dana Hibah Pariwisata & Soft Loan Rp 9,9 Triliun Untuk Bali
Baca juga: Bertemu Pelaku Pariwisata di Bali, Menteri Sandiaga Ajak Pelaku Usaha Bangkitkan Pariwisata
Ardana mengatakan, kondisi keuangan Asita cukup memprihatinkan.
“Oleh karena iuran anggota itu hanya 50 persen sampai April 2020. Setelah itu ke atas, kami tidak memungut lagi. Bisa dibayangkan operasional Asita untuk gaji pegawai saja Rp. 23 juta belum yang lainnya,” tegasnya.
Mereka pun sedang berusaha mencari sumber dana menalangi semua ini.
Sebab Asita tidak bisa dipandang sebelah mata, dan posisinya sama penting dengan industri hotel atau restoran.
Asita itu yang mendevelopment pariwisata, dan menjual paketnya ke luar negeri.
“Kami yang membuat paket, berisi hotel, airline, destinasi wisata, dan lain sebagainya. Kami menghubungkan semuanya ini sebagai jembatan. Tanpa Asita paket-paket ini tidak bisa dijual,”imbuhnya.
Sehingga Asita yang kini sedang merangkak, sangat membutuhkan bantuan Pemerintah.
Baik itu berupa dana hibah, pinjaman lunak dengan bunga kecil, atau bantuan lainnya yang memungkinkan.
Paul mengatakan, dana hibah itu sudah dibicarakan sejak Juni-Juli 2020.