Bayi Belum Tumbuh Gigi padahal Sudah Waktunya, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
Bayi belum tumbuh gigi padahal sudah waktunya. Berikut hal-hal yang harus dilakukan orangtua.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Kesehatan bayi dan ibu pasca persalinan merupakan indikator utama, untuk menilai derajat kesehatan masyarakatnya.
Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terhadap penyakit.
Kesehatan bayi dan ibu perlu mendapat prioritas, untuk mendukung keberhasilan pencapaian pembangunan di bidang kesehatan.
“Namun realitanya masih ditemukan adanya angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI), di tingkat nasional maupun di tingkat lokal, salah satunya di Kota Denpasar,” sebutnya.
Jika ingin mendapatkan bayi dan ibu sehat pasca persalinan, maka pengobatan tradisional Usada mempunyai potensi sebagai salah satu upaya menanggulangi permasalahan tersebut.
AKB dan AKI merupakan masalah serius yang membutuhkan penanganan segera secara holistik dan berkesinambungan.
Masyarakat Kota Denpasar di era postmodern ini, untuk mencapai tujuan kesehatan fisik dan psikologis bayi dan ibu pasca persalinan, kembali memanfaatkan pengobatan yang bersumber dari tradisi kearifan lokal pengobatan Usada.
Kuatnya struktur adat dan tradisi budaya masyarakat Kota Denpasar, mempengaruhi keputusannya dalam memanfaatkan pengobatan tradisional Usada untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi dan ibu pasca persalinan.
“Pengobatan tradisional Usada dirasakan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan secara holistik, melalui pemenuhan kesehatan fisik, mental, dan sosial budaya, di tengah-tengah arus globalisasi yang tengah melanda masyarakat Kota Denpasar,” katanya.
Kalangan medis pun, kata dia, kini mempelajari obat tradisional herbal, karena bahan alami lebih cocok, dapat diterima, diserap, dan ditoleransi oleh kondisi organik tubuh manusia tanpa menimbulkan efek samping dan dapat dikonsumsi setiap waktu.
“Lebih lanjut Lenan Sari menyatakan bahwa herbal berkhasiat sebagai ramuan, makanan, dan minumam alami untuk mendapatkan proses kelahiran normal, bayi dan ibu sehat pasca persalinan. Namun sebagian besar masyarakat belum mengetahui tata cara pemanfaatan tanaman dalam upaya perawatan kesehatan bayi dan ibu pasca persalinan, maka perlu digali, dikaji, dan diterapkan lebih serius,” ujarnya.
Menggali kembali pengetahuan, pengalaman, tradisi budaya leluhur tentang pengobatan tradisional Usada dalam penatalaksanaan perawatan bayi dan ibu pasca persalinan.
Dalam masyarakat postmodern, pengobatan tradisional Usada merupakan salah satu mewujudkan budaya hidup sehat.
Fisik maupun psikologis ditangani secara bersama-sama untuk mencegah, mengatasi suatu penyakit, dan memelihara kesehatan.
“Usada sebagai etnomedisin pengobatan tradisional masyarakat Bali, sudah diterapkan sejak dahulu oleh masyarakat terutama pengusada, untuk menanggulangi permasalahan kesehatan ibu dan bayi,” jelas dosen Unhi ini.
Akulturasi budaya meniscayakan terjadinya perpaduan sistem pengobatan tradisional Bali, dengan sistem pengobatan Ayurweda yang bersumber dari teks-teks Hindu.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang mendalam, kata dia, terhadap pengobat tradisional dalam perawatan bayi dan ibu pasca persalinan di Kota Denpasar didapatkan hasil bahwa masyarakat masih memanfaatkan pengobatan tradisional karena alasan.
Diantaranya, alasan agama dan budaya, alasan kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang dimiliki pengusada, serta keampuhan obat tradisional.
Kemudian alasan legalitas sebagai penguatan pengobatan tradisional, lalu alasan dukungan sarana dan prasarana.
Serta alasan gaya hidup (lifestyle) dan pariwisata kesehatan.
Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan Ayurweda, agama dan budaya memegang peranan penting bagi pengusada di Kota Denpasar dalam memberikan pertolongan kepada pasiennya.
Ayurweda merupakan kitab suci yang di dalamnya terkandung ilmu kesehatan jasmani dan rohani. Bu Gung, sapaan akrabnya melakukan observasi terhadap pengusada I dengan wawancara pada tanggal 20 April 2020.
“Pengusada ini telah melaksanakan praktek pengobatan tradisional Usada selama 35 tahun. Dalam melaksanakan praktek pengobatan tradisional, didapatkan hasil bahwa pasien yang ditangani mendapat kesembuhan,” ucapnya.
Pasien yang berobat kepada pengusada ini, sejak bayinya berumur 42 hari.
Keluhan yang dialami berupa sakit jantung pada bayinya.
Pasien juga berobat dengan keluhan bayinya sering menangis menjelang rahinan dan sandikala.
Pasien itu mengatakan, penyakit yang dialami bayinya cukup berat dan serius.
“Pasien ini merasa yakin bayinya dapat disembuhkan oleh pengudasa tersebut, hal ini dibuktikan bahwa bayinya mendapatkan pertolongan dengan cara pendekatan Agama Hindu yaitu dengan tekun memohon atau ngerastiti bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui petunjuk dan tuntunan pengusada,” katanya.
Atas pertolongan pengusada ini, bayinya bisa diselamatkan dan hingga kini bayi tersebut telah berumur 4 tahun.
Pasien pun, kata dia, melakukan pengobatan rutin setiap minggu sekali.
Lanjutnya, dalam melaksanakan pengobatan pasien ini, pengusada mempergunakan sarana banten, canang sari, tirtha, dan dupa.
Tahap selanjutnya pasien ditanyakan tentang perkembangan kesehatan bayinya.
Setelah tahap wawancara, selanjutnya pasien diperiksa (roga pariksa) dengan cara perabaan, prana, dan pemijatan.
Setelah terapi dilakukan, langkah berikutnya pasien mendapatkan tamba berupa tirtha dan loloh diisi madu.
Untuk penjagaan dan perlindungan, diberikan labaan pada ari-ari dan pintu gerbang rumah.
Juga dibuatkan penyengker berupa serana pada bayi dan ibu untuk protector, penjagaan dan perlindungan.
“Pasien itu mengatakan mengalami depresi saat mengetahui penyakit jantung pada bayinya. Ibu tersebut mengatakan bahwa penyakit depresi yang dialami, dapat ditangani dengan baik oleh pengusada,” tegasnya.
Ibu tersebut mendapatkan penanganan terapi energi prana, dilanjutkan dengan melakukan meditasi sendiri di rumah ibu tersebut.
Dengan pengobatan secara rutin yang dilakukan selama 4 tahun, ibu dan bayinya bisa sembuh dan selamat hingga saat ini. (*).