Berita Bali
Cairan Limbah Medis Sempat Bocor Dalam Perjalanan, RSUP Sanglah Lapisi Kontainer Dengan Terpal
cara yang dilakukan oleh RSUP Sanglah agar cairan limbah medis tidak menetes hingga keluar kontainer adalah dengan memberikan terpal pada bagian bawah
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kegiatan pengantaran limbah medis RSUP Sanglah ke tempat pengelolaan yang berlokasi di daerah Mojokerto, Jawa Timur hampir dilakukan setiap hari, mengingat jumlah sampah medis yang mulai meningkat semenjak memasuki pandemi Covid-19.
"Seminggu yang lalu kita ada edukasi dari kepolisian bawa kemarin transporter yang membawa kontainer-kontainer besar berisikan limbah medis ketika akan menyebrang terdapat seperti cairan yang keluar dari kontainer tersebut. Dan mungkin ada beberapa masyarakat yang yang mendokumentasikan keluarnya cairan tersebut dan ternyata setelah dilakukan pengecekan cairan tersebut berasal dari limbah medis," kata, dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, selaku Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSUP Sanglah Denpasar pada, Kamis (18 Februari 2021).
Ia juga menambahkan tentu saja hal tersebut membahayakan maka dari itu pihaknya diingatkan oleh kepolisian agar ketika mengirim limbah medis menggunakan kontainer yang kuat sehingga cairan bahan kimia yang berasal dari limbah medis tidak keluar.
"Hal itulah yang disampaikan oleh pihak kepolisian kepada kami agar kami juga menyampaikan tersebut pada pengelolaan limbah medis. Hingga saat ini cara yang dilakukan oleh RSUP Sanglah agar cairan limbah medis tidak menetes hingga keluar kontainer adalah dengan memberikan terpal pada bagian bawah kontainer atau melapisi kontainer agar ada batasan jika ada kebocoran dari zat kimia limbah medis," ucapnya. (*)
Baca juga: Sejak Covid-19 Volume Sampah Medis Alami Peningkatan Tajam, RSUP Sanglah Bali Monitor Gunakan GPS
Baca juga: Pastikan Pengiriman Limbah Medis Tidak Disalahgunakan, RSUP Sanglah Monitor Gunakan GPS
Baca juga: Limbah Medis RSUD Klungkung Bali Capai 6-7 Ton Perbulan, Meningkat 20 Persen Selama Pandemi
Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, beberapa waktu lalu kasus positif Covid-19 khususnya di Provinsi Bali alami peningkatan hingga 500 kasus perharinya. Hal tersebut tentu juga berpengaruh pada meningkatnya jumlah limbah medis yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Provinsi Bali.
Salah satunya adalah RSUP Sanglah. dr. Ni Luh Dharma Kerti Natih, selaku Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSUP Sanglah Denpasar mengatakan semenjak pandemi Covid-19 memang volume sampah medis alami peningkatan tajam.
"Jika sebelumnya volume sampah medis perharinya hanya 800 hingga 1.000 kilogram, saat ini volume sampah menjadi naik dari 1.000 kilogram hingga 1.300 kilogram perharinya. Jadi meningkat, bahkan sisa makanan untuk pasien Covid-19 juga dimasukan dalam golongan sampah medis," katanya pada, Kamis (18 Februari 2021).
Selain makanan, botol minuman kemasan yang telah digunakan oleh pasien Covid-19 pun juga dianggap sampah medis karena sempat berada di ruang isolasi.
Dan hal tersebutlah salah satu penyebab mengapa sampah medis di RSUP Sanglah meningkat.
"Selain itu juga pada cover all pada petugas yang digunakan. Dalam sehari sudah berapa kali ganti. Jadi itulah yang menyebabkan sampah medis meningkat selama pandemi," tambahnya.
Untuk pengelolaannya sampah di RSUP Sanglah dibagi menjadi dua yaitu sampah medis dan non medis.
Pengelolaan sampah medis ini, RSUP Sanglah bekerjasama dengan pihak ketiga baik untuk pengolahannya hingga transporternya.
"Jadi setiap hari mereka datang untuk mengangkut sampah-sampah medis yang dihasilkan selama pelayanan. Dan pengambilan limbah medis tersebut dengan sistem manifest, sehingga berapa banyak limbah medis yang dikirim oleh RSUP Sanglah, nantinya jumlah tersebut juga sama dengan yang diterima oleh pihak ketiga sebagai pengelola," sambungnya.
Baca juga: PILANG Curigai Ada Pelanggaran Pengolahan Limbah Medis RS Rujukan Covid-19 di Bali
Baca juga: Volume Limbah Medis di Seluruh Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Bali Capai 1,9 Ton Per Hari
Selama perjalanan limbah medis menuju tempat pengelolaan, RSUP Sanglah akan melakukan pelacakan dengan menggunakan GPS agar limbah medis sampai ditempat pengelolaan dengan tepat.