Kabar Duka
Sebelum Meninggal, Begini Pesan Mantan Menbudpar I Gede Ardika kepada Keluarganya di Buleleng Bali
Kepada Tribun Bali, Luh Rety mengatakan jenazah almarhum Ardika memang tidak dibawa pulang ke Buleleng.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
"Jukut undis dan laklak itu makanan yang harus ada kalau dia pulang ke Sudaji. Itu makanan favoritnya," kenang Rety.
Disinggung terkait perjalanan karir almarhum Ardika, Rety menyebut anak pertama dari enam bersaudara itu mulanya sekolah di SMAN 1 Singaraja.
Sejak sekolah, almarhum sering menoreh prestasi.
Namun setelah tamat dari SMA, orangtua almarhum sempat terkendala biaya untuk melanjutkan pendidikan Ardika ke jenjang yang lebih tinggi.
Prihatin atas kondisi tersebut, salah satu keluarga almarhum akhirnya mengajak Ardika, kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Setelah lulus, almarhum kemudian direkrut menjadi dosen di perguruan tinggi tersebut.
"Karirnya dimulai dari bawah sekali. Perlahan-lahan kemudian meningkat sampai akhirnya ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata era Presiden Gus Dur dan Megawati.
Selama jadi Menteri, almarhum tidak pernah memebeda-bedakan orang.
Dia selalu ramah dengan siapa saja. Setiap ada yang datang ke rumah, selalu diajak makan.
Baca juga: Profil I Gede Ardika, Mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Kelahiran Singaraja Bali Berpulang
Prinsipnya dulu saat jadi Menteri, jangan aji mumpung.
Jangan mentang-mentang jadi Menteri, Desa Sudaji terus yang diperhatikan. Dia selalu bekerja adil," tutur Rety. (*)