Human Interest Story
Kisah Pilu Gede Budiarta yang Kehilangan Istri Hamil Akibat Kecelakaan,Tak Punya Biaya Gelar Upacara
kehilangan istrinya, yang dalam kondisi hamil delapan bulan, akibat mengalami kecelakaan pada Senin 12 April 2021 lalu.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
"Sebelum kecelakaan ini, saya tidak punya firasat apa-apa. Istri saya juga tidak pernah ngomong yang aneh-aneh.
Jujur saya sangat terpukul dengan kejadian ini. Saya tidak tau bagaimana kronologi mereka kecelakaan, apakah nabrak kemdaraan lain, atau kah ditabrak. Polisi belum ada yang datang untuk menjelaskan kronologinya," ungkap Budiarta.
Jenazah sang istri, serta putra keduanya itu, sebut Budiarta telah dikubur di Setra Desa Adat Kubutambahan, pada Sabtu (17/4/2021) kemarin, di liang lahat yang berbeda.
"Sesuai adat di desa kami, kalau meninggalnya ulah pati, harus dikubur dulu. Setelah satu bulan lebih tujuh hari baru boleh dilaksanakan upacara ngaben, atau mekinsan ring geni," terangnya.
Kendati selama menjalani perawatan di rumah sakit istri, anak pertama,serta sang mertua sudah ditanggung oleh JKN KIS PBI, Budiarta mengaku masih terkendala untuk membayar biaya upacara kedepannya.
"Saya belum tahu nanti setelah satu bulan lebih tujuh hari ini apakah akan menggelar upacara ngaben atau bagaimana, karena tidak punya biaya. Untuk tidur saja, saya masih numpang dengan orang tua," katanya.
Sementara Perbekel Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana mengatakan, keluarga Budiarta memang tergolong kurang mampu.
Atas musibah ini, Pariadnyana pun menyebut pihaknya tidak bisa memberikan bantuan lebih, mengingat anggaran di desa sangat terbatas.
Namun demikian, Pariadnyana menyebut pihaknya akan berusaha membantu meringankan beban keluarga korban, dengan mengimpulkan sumbangan dari para warga yang ada di Desa Kubutambahan.
Baca juga: UPDATE: Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Buleleng Bertambah 66 Orang, Satu Pasien Meninggal Dunia
"Saya dengar teman-teman komunitas sosial mulai bergerak membuka donasi untuk keluarga korban agar bisa menggelar upacara kematian.
Kami juga di desa akan mencoba mengumpulkan sumbangan dari warga, karena keluarga korban ini tergolong kurang mampu," jelasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Buleleng