Berita Buleleng
Rumah Sakit di Buleleng Bali Diminta Fokus Tangani Pasien Covid-19 Bergejala Sedang dan Berat
Buleleng sebelumnya ditetapkan sebagai zona merah lantaran tingkat kematiannya cukup tinggi, serta jumlah pasien covid yang dirawat di rumah sakit cuk
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Setelah satu bulan lebih berada di zona merah, dalam peta risko penularan Covid-19, Buleleng kini turun menjadi zona oranye.
Satgas Penanganan Covid-19 pun berupaya agar zona tidak lagi meningkat ke merah, salah satunya dengan meminta kepada seluruh rumah sakit untuk fokus menangani pasien Covid yang bergejala berat serta memiliki penyakit penyerta.
Sekda Buleleng, juga sebagai Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa ditemui Selasa 20 April 2021 mengatakan, Buleleng sebelumnya ditetapkan sebagai zona merah lantaran tingkat kematiannya cukup tinggi, serta jumlah pasien covid yang dirawat di rumah sakit cukup banyak, mencapai 70 persen.
Dengan kondisi tersebut, Satgas pun sepakat untuk mengurangi jumlah pasien covid yang dirawat di rumah sakit, dengan memindahkan OTG ke fasilitas yang disediakan seperti Hotel Grand Surya, Hotel Nalika Umaanyar, serta Hotel Sandi Mas Lokapaksa.
Sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini hanya yang bergejala sedang dan berat, serta memiliki penyakit penyerta.
• UPDATE: Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Buleleng Bertambah 66 Orang, Satu Pasien Meninggal Dunia
Baca juga: Satgas Buleleng Izinkan Shalat Tarawih Berjamaah di Masjid, Jumlah Jamaah Dibatasi 50 Persen
Baca juga: Update Covid di Buleleng 2 April 2021, Kasus Baru Terkonfirmasi Tambah 29 Orang, Meninggal 2 Orang
Dengan demikian, kata Suyasa, petugas medis akan lebih fokus menangani pasien-pasien Covid yang lebih embutuhkan perawatan intensif, sehingga angka kematian dapat ditekan.
"Sekarang presentase penggunaan tempat tidur rawat inap (BOR) sudah menurun dari awalnya 70 persen, sekarang sudah 39.7 persen. Untuk angka kematian, kami berupaya dengan adanya isolasi di hotel ini, rumah sakit tidak perlu lagi menerima pasien OTG, melainkan khusus untuk yang bergejala sedang dan berat. Karena kalau OTG ini masih dirawat di rumah sakit, presentase BOR akan terus tinggi, dan pasien bergejala gejala sedang dan berat tidak sepenuhnya mendapatkan perawatan yang maksimal merawat. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini, jumlah kematian tidak lagi bertambah, dan Buleleng terus berada di zona yang lebih baik," jelasnya.
Apakah rumah sakit juga perlu menambahkan alat penunjang kesehatan?
"Untuk RSUD sudah sangat lengkap alat medisnya. Mereka sudah punya ICCU bertekanan negatif untuk pasien dengan komorbid berat. Kalau ada pasien Covid yang harus cuci darah, tetap bisa dilayani cuci darahnya. Tidak ada pasien yang tidak diberikan pelayanan terhadap komorbidnya, hanya karena terkena Covid," jawab Suyasa.
Sementara terkait perkembangan Covid-19, Suyasa menyebut, terdapat penambahan 30 kasus baru terkonfirmasi, yang tersebar di enam kecamatan.
Selain itu juga terdapat 13 pasien Covid yang telah dinyatakan sembuh.
Kini jumlah pasien yang menjalani perawatan tercatat sebanyak 163 orang.