Serba Serbi
Penampahan Kuningan, Memusnahkan Sifat Kala dalam Hindu
Hari suci Kuningan diawali dengan penampahan Kuningan yang jatuh hari ini, Jumat, Wage Wuku Kuningan, tanggal 23 April 2021.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: M. Firdian Sani
Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari suci Kuningan diawali dengan penampahan Kuningan yang jatuh hari ini, Jumat, Wage Wuku Kuningan, tanggal 23 April 2021.
Dalam lontar Sundarigama disebutkan sebuah kutipan.
"Sapuhakna malaning jnyana" yang artinya hilangkalah kekotoran pikiran.
"Hal ini sesuai dengan arti kata penampahan, terdiri dari kata 'tampah' yang artinya menyembelih atau memotong, dan kata ini mendapat konfiks pe-an yang berarti menjadikan sesuatu hal," jelas Jero Mangku Ketut Maliarsa.
• Kuningan Sebentar Lagi, Tetap Tegakkan Dharma
Arti harfiah dari kata penampahan, adalah menjadikan sesuatu hal itu dipotong atau dipangkas.
Apa yang dipotong atau dipangkas? Secara makna filsafatnya yang dipotong atau dipangkas adalah hal-hal yang bersifat ahamkara, momo angkara, sifat-sifat kegelapan yang ada dalam diri sebagai umat manusia.
"Semua sifat itu harus dipotong atau dipangkas dengan jalan upacara 'mabyakala' secara nyata, tetapi secara tidak nyata kita harus mulat sarira atau koreksi diri agar tidak memunculkan sifat-sifat keraksasaan dan diubah dijadikan sifat-sifat kemanusiaan sehingga mempunyai hati nurani," jelasnya.
Di samping itu, menurut lontar Sundarigama arti filsafat hari suci penampahan Kuningan adalah 'pamyakala kala malaradan' artinya menghilangkan atau memusnahkan sifat-sifat kebinatangan/ keraksasaan yang ada pada diri manusia.
• Dibatasi 50 Orang, Berikut Aturan Persembahyangan Kuningan di Pura Jagatnatha Denpasar
Hari suci penampahan ini, dimaknai sebagai puncak para umat Hindu untuk kembali mempertahankan kemenangan Dharma melawan Adharma berupa Ahamkara atau kegelapan yang ada pada angga sarira manusia itu sendiri.
Hal ini berarti agar umat Hindu mampu nyomya bhuta kala yang ada pada diri manusia yang sering disebut "nyupat angga sarira".
"Pesan utama arti hari suci penampahan Kuningan adalah menciptakan situasi dan kondisi agar para umat Hindu mampu mulat sarira atau mawas diri," jelasnya.
Serta selalu ingat akan penyucian angga sarira melalui "mabyakala".
• Panjang Umur, Hemat dan Teliti Bagi yang Lahir Kamis Pon Kuningan
Tetapi yang terpenting adalah menciptakan kesucian pikiran agar menjauhkan hal-hal negatif, sehingga memperoleh kemuliaan hidup dan terhindar dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri atau orang lain.
Hal seperti ini sangat penting dilakukan, sebagai landasan dasar untuk merayakan hari suci Kuningan.