Berita Klungkung

11 Desa di Klungkung Masuk Zona Merah Rabies, Dinas Pertanian Percepat Vaksinasi

Total warga yang melapor digigit anjing yang diduga rabies di Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung, Bali terus bertambah.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Warga di Lingkungan Pegending ramai-ramai melalukan vaksinasi terhadap hewan peliharannya, Senin 10 Mei 2021 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Total warga yang melapor digigit anjing yang diduga rabies di Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung, Bali terus bertambah.

Berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan Klungkung, ada 16 warga di Lingkungan Pegending, yang digigit oleh anjing tersebut.

" Semua sudah kami berikan VAR (Vaksin Anti Rabies) di Puskemas," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Klungkung, I Wayan Karyana, Senin 10 Mei 2021.

Sementara Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, sampai saat ini ada 11 Desa di Klungkung daratan yang masuk ke dalam zona merah rabies.

Baca juga: Petugas Tidak Bisa Ambil Sampel Otak Anjing, Gigit 14 Warga di Lingkungan Pegending Klungkung

Sebelas wilayah tersebut yakni Semarapura Kauh, Desa Kamasan, Selisihan, Manduang, Dawan Kaler, Dawan Klod, Besan, Pesinggahan, Takmung, Tihingan dan Desa Nyalian.

Sementara di Nusa Penida, sejak tahun 2017 sudah tidak ada lagi kasus rabies di wilayah kepulauan tersebut.

" Daerah Nusa Penida kan terisolir dan kita juga di pelabuhan tempatkan petugas untuk mengawasi keluar-masuknya anjing ke sana,” ungkap Juanida.

Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi terhadap anjing di Lingkungan Pegending dipercepat oleh Dinas Pertanian.

Baca juga: Dibuang ke Sungai,Petugas Keswan Tak Bisa Ambil Sampel Otak Anjing yang Serang 11 Warga di Klungkung

Warga pun beramai-ramai membawa hewan peliharaannya untuk divaksiansi.

"Sebenarnya di sini (Pegending) jadwal vaksinnya tanggal 21 Mei. Tapi karena ada warga yang digigit anjing maka pelaksanaan vaksinasi dilakukan emergency (darurat)” jelas Juanida. 

Gigit 14 Warga

Seekor anjing yang dilepasliarkan menggigit 14 warga di Lingkungan Pegending, Kelurahan Semarapura Kauh, Klungkung, Bali.

Warga setempat yang resah langsung membunuh anjing itu dan membuangnya ke sungai, Minggu 9 Mei 2021.

Hal ini membuat petugas Keswan (kesehatan hewan) tidak bisa mengambil sampel otak anjing itu untuk dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan rabies.

Kepala Lingkungan Pegending I Nengah Sudira menjelaskan, anjing itu mulai mengigit warga setempat, Sabtu malam 8 Mei 2021.

Baca juga: Anjing Serang  Warga Secara Membabi-buta di Klungkung, 11 Warga Jadi Korban

Seorang warga yang sedang makan di warung, tiba-tiba digigit anjing itu.

"Anjing tersebut ada pemiliknya, tapi dibiarkan liar begitu saja. Kemarin malam (8 Mei 2021) ada laporan seorang warga digigit sampai luka, saya langsung antar ke Puskesmas Klungkung I di Desa Gelgel untuk dapatkan vaksin anti rabies," ungkap Nengah Sudira, Sabtu 8 Mei 2021.

Pada Minggu pagi 9 Mei 2021 anjing itu tiba-tiba mengamuk dan keliling di sekitr Lingkungan Pegending.

Anjing itu menyerang warga secara membabi-buta.

Warga yang resah sekira pukul 09.00 Wita langsung membunuh anjing itu dan membuangnya ke sungai.

Baca juga: Polres Klungkung Siapkan Dua Pos Penyekatan Mudik, Fokur di Jalur Utama Menuju Pelabuhan Padang Bai

“Puskemas sebenarnya mengarahkan untuk melihat prilaku anjing itu dulu. Tapi karena anjing itu sudah menyerang banyak warga, langsung dibunuh tadi pagi. Bangkainya dibuang di sungai yang dalam. Saya masih kumpulkan data warga yang digigit," jelasnya.

Hingga Minggu 9 Mei 2021 petang, tercatat 14 warga di Lingkungan Pegending yang melapor telah digigit anjing tersebut.

"Saya sedang koordinasi dengan warga yang digigit, agar segera melapor dan segera ke Puskesmas untuk dapat penanganan," jelas Sudira.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, laporan sementara yang diterimanya ada 11 warga yang dilaporkan digigit anjing di Lingkungan Pegending, Semarapura Kauh, Minggu 9 Mei 2021 sore.

Jumlah ini masih mungkin bertambah karena pihak desa masih mendata.

Petugas Keswan sudah turun ke Lingkungan Pegending untuk mengambil sampel otak anjing guna keperluan pemeriksaan rabies.

Hanya saja setelah dibunuh ternyata anjing sudah dibuang ke sungai yang dalam dan curam.

"Kami sudah cek ke sungai itu, berharap bangkai anjingnya masih nyangkut, tapi ternyata tidak ada. Sementara sungai itu sangat dalam dan curam, arus airnya juga deras. Susah kami mencari bangkai anjingnya, sehingga kami kategorikan anjing liar tidak terdeteksi," jelas Juanida.

Dengan pengkategorian itu, semua warga yang digigit anjing tersebut diarahkan ke Puskesmas agar mendapatkan VAR (Vaksin Anti Rabies).

Apalagi jika dilihat dari gejalanya, anjing itu sudah mengarah kuat ke rabies.

Menurut Juanida, Lingkungan Pegending masuk zona merah rabies karena sebelumnya ditemukan kasus anjing rabies.

Lingkungan Pegending berbatasan langsung dengan Desa Tihingan, yang beberapa pekan lalu juga ditemukan anjing positif rabies.

"Tidak menutup kemungkinan anjing positif rabies di Desa Tihingan itu, sempat kontak dengan anjing yang menyerang warga di Lingkungan Pegending ini. Besok kami akan lakukan tracing dan vaksinasi terhadap anjing di Lingkungan Pegending," jelas Juanida.

Petugas Keswan sudah sempat meminta keterangan pemilik anjing yang menyerang 11 warga itu.

Pengakuan pemilik, anjing itu awalnya anjing liar yang datang begitu saja ke rumahnya 4 atau 5 bulan lalu.

Tapi anjing itu sebatas diberi makan dan dilepasliarkan.

Anjing itu belum mendaparkan vaksiansi.

Ida Bagus Juanida berulang kali menegaskan, anjing yang dilepasliarkan sangat beresiko besar menyebarkan rabies.

Jika ada warga yang mendapatkan anjing, dia berharap bisa segera di vaksinasi.

Anjing bisa divaksinasi saat berumur 2 bulan.

"Jika menemukan atau diberi anak anjing dan ingin dipelihara, sebaiknya dikarantina dulu selama 2 minggu. Lalu jika usianya sudah 2 bulan, bisa langsung divaksinasi," kata Juanida. Vaksinasi bisa dilakukan di setiap Pos Keswan di setiap kecamatan (*)

Berita lainnya di Rabies di Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved