Berita Denpasar

Bale Kulkul Banjar Ceramcam Kesiman Dihiasi Ratusan Piring Kuno, Berawal dari Obrolan Sekaa Manyi

Prajuru Adat Banjar Ceramcam yang juga Penyarikan Desa Adat Kesiman, Drs. I Ketut Puja mengatakan piring-piring ini telah terpasang sejak tahun 1950.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
(Tribun Bali/Rizal Fanany)
Ratusan piring kuno menghiasi Bale Kulkul Banjar Ceramcam, Kesiman, Denpasar, Minggu 23 Mei 2021. Piring-piring yang terpasang sejak tahun 1950 an ini sebagai apresiasi terhadap seni. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bale Kulkul di Balai Banjar Ceramcam, Kelurauan Kesiman, Denpasar terlihat sangat unik.

Pasalnya tembok pada bale kulkul tersebut dihiasi dengan ratusan piring kuno.

Dimana piring-piring yang dipasang ini merupakan piring tipe China.

Prajuru Adat Banjar Ceramcam yang juga Penyarikan Desa Adat Kesiman, Drs. I Ketut Puja mengatakan piring-piring ini telah terpasang sejak tahun 1950.

Dan sampai saat ini, masih tetap dijaga tetap seperti dulu.

KREATIF! Warga Tabanan Ini Ciptakan Alat Bantu Panjat Pohon hingga Pemotong Pandan dari Barang Bekas

Tradisi Lebaran Unik di Indonesia, Bakar Sabut Kelapa hingga Tembak Meriam Usir Kuntilanak

Unik Coffee Shop di Tengah Pasar Tradisional Sanglah, Pengunjung Datang dari Berbagai Kalangan

Puja menambahkan, sempat ada restorasi untuk bangunan candi dan bale kulkul ini.

Saat pelaksanaan restorasi beberapa piring pun pecah.

Untuk mengganti piring yang pecah tersebut, dirinya pun harus mencari penggantinya ke para kolektor.

"Karena kami harus mempertahankan seperti aslinya, saya mencari piring sampai ke kolektor di Gianyar, Tabanan, dan Badung," katanya saat diwawancarai Minggu, 23 Mei 2021.

Ia mengatakan harga satu piring ini mulai dari Rp 125 ribu hingga Rp 250 ribu.

Dimana saat restorasi pihaknya harus mengganti sebanyak 125 piring yang pecah.

"Konsep kami adalah pelestarian, banyak komentar pangelingsir-pangelingsir puri agar ini dipertahankan. Bahkan bentuk candi kami pakai bebadungan," katanya.

Sebelum mencari ke kolektor, ia sempat membeli piring ke salah satu penjual piring milik orang China.

Namun, beberapa pangelingsir mengatakan piring tersebut imitasi, sehingga ia pun harus door to door mencari kolektor piring.

Arsitektur Unik Masjid Agung Palapa di Badung Beri Keuntungan di Tengah Pandemi

Baca juga: Megibung, Tradisi Unik Masyarakat Karangasem Bali Untuk Sambut Bulan Suci Ramadhan

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved