Bandar Narkoba 44 Kilogram yang Dimankan di Bali Adalah Pasutri dari Medan Dan Banyuwangi
Tim BNNP Bali turut mengerahkan anjing pelacak barang bukti narkoba (K-9) untuk mengendus dan memastikan narkoba jenis ganja
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
Mereka menerima dan membeli barang dari Medan dan dipasok ke Bali nantinya bisa dijual dengan harga 3 kali lipat.
"Pasangan suami istri ini merupakan bandar, dia beli ganja di Medan dikirim ke Bali, di Medan 1 kilogram ganja dihargai sekitar Rp 2 juta dan di Bali dijual bisa sekitar Rp 6-8 juta per kilogram," papar Sugianyar
Sehingga karena selama ini mereka memasok barang di Bali kasus ini menjadi penanganan BNNP Bali.
Sementara itu sang sopir truk M (30) saat ini masih menjalani pemeriksaan oleh BNNP Bali dan didalami sejauh mana keterlibatannya.
"Sementara sopir masih diperiksa sejauh mana keterlibatannya, di dalam truk sopir saja satu orang," ujarnya.
BNNP Bali juga tengah melakukan pengembangan untuk mendeteksi jaringan terlibat yang beroperasi di wilayah Bali dari sepasang suami istri ini.
"Kami sedang mendalami dan menelusuri jaringan yang ada di Bali," kata dia
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Bali, Puti Agus Arjaya, menyampaikan berkaitan dengan peredaran narkoba jaringan Sumatera - Bali, dijelaskan bahwa khususnya untuk ganja distribusi pemasokan ganja memang biasa dilakukan melalui jalur darat.
"Peredaran ganja dari Sumareta ke Bali sebagian besar lewat jalur darat, jadi memang Aceh yang dikenal sebagai daerah yang subur untuk penanaman untuk dipasok ke dareah lain seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan lain sebagainya," beber dia.
44 kilogram ganja itu, kata Arjaya bakal dijual dan diedarkan di Bali yang menjadi pangsa pasar besar narkoba jenis ganja.
Terlebih pada masa pandemi kasus peredaran narkoba jenis ganja cenderung mengalami peningkatan.
"44 kilogram ganja itu untuk dijual dan diedarkan di Bali, karena pangsa pasar ganja banyak terlebih pada masa pandemi Covid-19, dari yang dilakukan pengungkapan BNNP Bali menunjukkan indikator peningkatan terutama banyak peredaran dilakukan oleh seniman, musisi, pelatih surfing, EO, seniman tatto dimungkinkan karena pandemi tidak kerja merangkap menjadi pengedar," papar dia.
BNNP Bali menegaskan tidak tinggal diam dan terus bekerja sama bersinergi dengan jajaran aparat penegak hukum lainnya untuk mencegah peredaran narkoba di Bali dan menyelamatkan generasi penerus bangsa dari hahaya narkoba.
"Barang tersebut bisa menyelamatkan sekitar 20.000 pemakai. Tentunya kita tidak tinggal diam, bersama dengan jajaran aparat penegak hukum lainnya, walaupun pandemi, kita monitor lebih meningkatkan pengawasan jangan samapi barang itu beredar masuk ke Bali," ucapnya.
"Kita melakukan kerja sama melakukan koordinasi interdiksi dengann BNN pusat, Bea Cukai, kepolisian untuk diupayakan barang itu jangan sampai masuk ke Bali dan atau setidaknya masuk ke Bali belum beredar di masyarakat," pungkas Agus Arjaya. (*)