Berita Klungkung

Zona Merah, Anjing Rabies Kembali Mengigit 4 Warga di Desa Tihingan Klungkung

Anjing positif rabies kembali menggigit empat warga di Desa Tihingan, Kecamatan Bankarangkan, Klungkung, Bali.

Tribun Bali/Dwi
Ilustrasi - Zona Merah, Anjing Rabies Kembali Mengigit 4 Warga di Desa Tihingan Klungkung 

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG -  Anjing positif rabies kembali menggigit empat warga di Desa Tihingan, Kecamatan Bankarangkan, Klungkung, Bali.

Mencegah penularan rabies meluas, petugas Keswan (Kesehatan Hewan) Dinas Pertanian Klungkung melakukan eliminasi terhadap 7 anjing setempat yang diduga sempat kontak langsung dengan anjing positif rabies tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, gigitan anjing itu terjadi, Minggu 27 Juni 2021 lalu.

Setelah menerima informasi gigitan, petugas Keswan langsung turun melakukan eliminasi untuk mengambil sampel otak anjing yang menggigit warga tersebut.

Baca juga: Delapan Kasus Gigitan Anjing Rabies 2021 di Jembrana, Terjadi di Tiga Kecamatan

" Hasilnya lab sampet otak anjing itu sudah keluar. Hasilnya positif rabies," ungkap Juanida, Selasa 29 Juni 2021.

Informasi sementara anjing itu mengigit 4 warga, dan semuanya sudah diberikan vaksin anti rabies oleh Dinas Kesehatan.

" Kami masih menunggu laporan juga, informasinya anjing ini mengigit lebih dari 4 orang," ungkap Juanida.

Untuk mengantisipasi penularan lebih luas, Dinas Pertanian sudah mengeliminasi 7 lainnya yang diduga kuat sempat kontak dengan anjing positif rabies tersebut.

Upaya penelusuran juga dilakukan, terlebih di Desa Tihingan menjadi wilayah zona merah rabies.

Pada bukan April lalu, anjing positif rabies juga mengigit 7 orang warga di Desa Tihingan. 

Baca juga: Mata Kiri Bocah 5 Tahun di Jembrana Digigit Dan Dicakar Anjing Rabies

8 Kasus Gigitan di Jembrana

Kasus gigitan anjing rabies di Banjar Sawe Desa Batuagung Kecamatan Jembrana merupakan kasus ke delapan di Jembrana.

Tujuh kasus terjadi, yakni enam kasus di Kecamatan Melaya dan satu kasus di Desa Baluk Kecamatan Negara.

Atas hal ini, pihak Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana sudah menggelar vaksinasi massal dan eliminasi selektif di sekitaran lokasi kejadian.

Data yang dihimpun, beberapa kasus di Jembrana itu diantaranya, Dua orang warga Desa Baluk menjadi korban gigitan Hewan Penular Rabies (HPR).

Dua orang ini ialah pemilik anjing I Putu Budiantara, dan tetangganya Ni Luh Putu Mega Rahayu, 22 tahun.

Anjing tersebut pun sudah dieliminasi dengan diambil sampel otaknya.

Kemudian, kasus lainnya ialah Tujuh orang warga Banjar Anyar Sari Kangin, Desa Nusa Sari Kecamatan Melaya, digigit anjing rabies.

Anjing ini milik, Ni Ketut Marni, warga setempat yang juga menjadi korban gigitan.

Baca juga: Enam Warga Banjar Sawe Jembrana Terkena Gigitan Anjing Positif Rabies

Dari pemeriksaan laboratorium melalui pemeriksaan sampel otak anjing, diketahui positif rabies.

Dua orang warga, Banjar Pangkung Dedari Desa Melaya Kecamatan Melaya digigit anjing peliharaannya.

Dari pemeriksaan, anjing tersebut positif rabies.

Dua warga itu ialah, Ni Komang Suryawati dan I Nyoman Artha 51 tahun.

Keduanya pun sudah diberikan VAR di Puseksmas Melaya.

Dan kasus pertama di Jembrana ialah gigitan anjing rabies terhadpa empat warga Banjar Pangkung Dedari Desa Melaya Kecamatan Melaya, itu ialah Ni Nengah Weli 81 tahun, Ni Ketut Sariani 55 tahun, Ni Nyoman Suarti 62 tahun, dan I Putu Bangkit Artha Jaya 4 tahun. 

Kepala Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, drh I Wayan Widarsa mengatakan, bahwa kasus di Batuagung ini merupakan kasus ke delapan.

Pihaknya sudah meminta warga untuk mendapat Var pertama.

Kemudian, melakukan vaksinasi emergency dan eliminasi selektif terhadap anjing yang melakukan kontak.

Untuk selanjutnya, warga diminta untuk tetap melaksanakan var hingga dosis yang ditentukan.

Sehingga mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan dari virus rabies.

“Ini merupakan kasus ke delapan. Enam Melaya, satu negara dan satu Jembrana. Mudah-mudahan kasus yang terakhir. Dan kasus terjadi karena memang pernah terjadi penolakan vaksinasi rabies oleh warga."

"Jadi dapat kami tegaskan, vaksin rabies itu tidak menyebabkan gudik dan menyebabkan kematian. Yang mengatakan seperti itu ialah hoaks. Kecuali anjing sudah terpapar, maka bisa jadi terjadi gudik dan kematian,” bebernya. (*)

Berita lainnya di Rabies di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved