Berita Denpasar

Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam

Bagi sebagian warga Kota Denpasar dan sekitarnya, keripik ‘Kripik Biru’ sepertinya bukan kudapan yang asing.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Karsiani Putri
Tribun Bali/Rizal Fanany
Pekerja membungkus kripik ayam di rumah produksi di kawasan Banjar Batan Buah, Kesiman, Denpasar, Jumat 13 Agustus 2021. Selama PPKM omzet penjualan kripik ayam mengalami penurunan 50 persen. 

Hasil dari berjualan keripik ini, ia bisa membiayai sekolah empat anaknya sampai bangku kuliah, dan juga  memberikan kehidupan yang layak untuk anak-anaknya.

Dari usaha keripik ayam ini, ia juga membuka lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan beberapa ibu rumah tangga (IRT) di sekitar pabrik keripiknya.

Pada umumnya mereka adalah para IRT yang ingin bekerja, namun ingin tetap dapat mengurus anaknya.

“Saat ini tenaga kerja yang membantu saya memproduksi keripik berjumlah 28 orang. Tenaga kerja saya didominasi oleh ibu-ibu, dan kebanyakan dari mereka memang sedang membutuhkan pekerjaan namun tetap dapat mengurus anaknya. Maka dari itu, saya membuka lapangan pekerjaan agar setidaknya dapat membantu mereka,” jelasnya.

Namun, di tengah penerapan PPKM saat ini, Sri mengatakan penjualan keripiknya mulai alami penurunan, hingga 50 persen. 

Kendati demikian, untuk jumlah reseller-nya masih sama yakni kurang lebih 200 orang.

Sri berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga usahanya dapat kembali lancar. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved