Berita Denpasar
Ibu Hamil Merupakan Golongan yang Rentan Terkena Penyakit, Salah Satunya Stroke
Salah satu golongan yang berisiko terpapar penyakit selain lansia adalah ibu hamil. Sejatinya kehamilan menjadi salah satu proses yang bisa saja dial
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: M. Firdian Sani
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Salah satu golongan yang berisiko terpapar penyakit selain lansia adalah ibu hamil.
Sejatinya kehamilan menjadi salah satu proses yang bisa saja dialami oleh seorang wanita.
Beberapa penyakit bisa saja mengintai ibu hamil salah satunya resiko terkena stroke.
Proses kehamilan ternyata juga menjadi salah satu faktor resiko seorang wanita mengalami stroke, baik itu selama proses kehamilan ataupun setelah persalinan.
Dokter Spesialis Neourologi RSUP Sanglah, dr. Angga Krisna menyebutkan perempuan hamil memiliki resiko terjangkit stroke lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan tidak hamil.
• Pemprov Bali Galakkan Vaksinasi Disabilitas, Ibu Hamil hingga Booster Nakes dan Non Faskes
"Khususnya bagi mereka yang hamil di usia rentan, seperri sebelum 20 tahun atau sudah lewat 40 tahun. Risiko stroke terkait kehamilan dapat terjadi pada setiap tahap kehamilan. Waktu yang berisiko tinggi adalah saat melahirkan dan beberapa bulan pertama setelah melahirkan," katanya pada, Selasa (7 September 2021).
Lebih lanjutnya ia mengatakan, hal tersebut biasanya merupakan hasil dari masalah mendasar seperti malformasi pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya atau eklampsia.
Masa eklamsia ini biasanya terjadi ketika kehamilan memasuki usia 20 minggu.
Kondisi bisa memicu terjadinya peningkatan tekanan tekanan darah dan kadar protein pada urin ibu hamil.
"Adanya peningkatan kadar protein ini dapat menjadi indikator jika kondisi ginjal ibu hamil sedang tidak baik. Selanjutnya kehamilan bis menjadi penyebab stroke karena ibu hamil bisa mengalami kondisi diabetes gestasional saat hamil, ini disebabkan karena tubuh wanita harus memproduksi insulin ekstra karena peningkatan kadar hormon kehamilan mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efisien," tambahnya.
Baca juga: Pemda Karangasem Dapat Alokasi 7 Ribu Vaksin Untuk Ibu Hamil, Targetkan 3.500 Orang
Jika tubuh wanita tidak dapat memproduksi insulin tambahan dengan cukup, kadar gula darahnya dapat meningkat, menyebabkan diabetes gestasional.
Untuk itu ibu hamil harus rajin memantau kadar glukosa selama kehamilan.
Pemantauan ini merupakan sebagai bagian dari perawatan prenatal selama kehamilan.
"Diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko ibu dan bayi terkena diabetes di kemudian hari, diabetes merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke," tutupnya. (*)
Ikuti berita terkini Denpasar