Berita Bali
Pelaku Wisata Bali Sangat Siap, Jika Pariwisata Internasional Dibuka Oktober 2021
Setelah banyaknya wacana terkait kembali dibukanya pariwisata Bali dalam setahun belakangan, kini berembus kabar bahwa pariwisata akan dibuka
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Setelah banyaknya wacana terkait kembali dibukanya pariwisata Bali dalam setahun belakangan, kini berembus kabar bahwa pariwisata akan dibuka, Oktober 2021 mendatang.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali, Ketut Ardana mengatakan, salah satu pelaku pariwisata yakni Biro Perjalanan Pariwisata (BPW) sangat siap untuk beroperasi ketika pariwisata kembali dibuka.
"Biro Perjalanan Wisata (BPW) sangat siap. Kami sudah menunggu dari sejak lama border dibuka," ungkapnya, Rabu 29 September 2021.
Dia mengatakan, ketika border dibuka untuk internasional, pihaknya hanya tinggal menunggu reservasi dari partner kerjanya masing-masing yang di luar negeri.
Baca juga: Soal Rencana Pembukaan Pariwisata Internasional,Kadis Perinaker Badung Sebut Pekerja Dipastikan Siap
Ia juga menilai, pekerja pariwisata di komponen lainnya pasti siap ketika pariwisata akan dibuka.
"Kalau saya ditanya bagaimana dengan komponen lainnya, saya akan menjawab mereka semua juga pasti siap. Dan BPW itu tour operators yang menangani wisatawan yang berkunjung ke destinasi, bukan hanya Bali, tapi juga tempat-tempat wisata di luar Bali," tambahnya.
Ia mengatakan, BPW memiliki tugas membuat produk atau paket-paket wisata, kemudian mempromosikan dan menjual produk wisata tersebut ke luar negeri, seperti ke pasar-pasar wisata dunia ITB Asia, ATF, Matta Fair, Jata, ITB Berlin, WTM CiTM dan sebagainya.
"Dengan kata lain, BPW adalah lokomotifnya pariwisata. Kamilah yang menggandeng komponen lainnya. Dan manajemen dan karyawan BPW saya yakin sudah divaksinasi semua," tambahnya.
Jumlah anggota BPW di ASITA Bali sebanyak 416, baik yang full member dan associate member.
Untuk full member ada 404 anggota, namun karena pandemi yang masih aktif dan bisa berkomunikasi sekitar 250 anggota.
Terkait apakah BPW sudah mulai mempromosikan paket pariwisata ke luar negeri, Ardana mengatakan, pihaknya belum melakukan promosi dan hanya berkomunikasi dengan market di media sosial.
"Belum, sementara ini mereka hanya berkomunikasi lewat media sosial, termasuk by email. Kalaupun ada pasar wisata internasional sekarang ini, paling mereka akan joint lewat online," katanya.
Ardana berharap ke depannya dengan dibukanya border untuk internasional, destinasi Bali perlahan-lahan akan semakin banyak dikinjungi oleh wisman dari berbagai negara, dan industri pariwisata Bali juga harus siap dengan Prokes dan CHSE.
Sementara itu, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata di Badung kabarnya ada yang sudah memanggil karyawan yang sebelumnya dirumahkan.
Mereka kembali dipekerjakan menjelang dibukanya pariwisata mancanegara di Bali.
Kendati demikan beberapa perusahaan yang kembali mempekerjakan karyawan mungkin kini masih bisa dihitung dengan jari.
Mengingat pembukaan pariwisata untuk wisatawan mancanegara belum berlangsung.
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Perinaker) memastikan semua pekerja di Badung sudah siap jika akan dipekerjakan lagi, meski dengan penerapan protokol kesehatan.
Kadis Perinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga mengakui para pekerja kini sebenarnya sudah banyak menanti-nanti bukanya pariwisata untuk mancanegara.
Mengingat sudah lama mereka berdiam diri.
"Kalau memang dibuka pasti ditunggu-tunggu oleh para pekerja pariwisata ini," katanya, Rabu malam.
Dia mengaku, semua pekerja dipastikan siap dengan segala hal. Termasuk dalam penerapan protokol kesehatan.
"Saya yakni mereka siap, karena tidak ujug-ujug kerja. Namun pasti diatur oleh manajemen. Entah itu dilakukan simulasi atau yang lainnya," katanya.
Oka Dirga mengatakan, sejauh ini beberapa tempat tempat wisata, maupun usaha yang bergerak di bidang pariwisata sudah mengantungi sertifikat Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE).
Sehingga dipastikan manajemen perusahaan pasti akan mengatur sesuai dengan SOP yang ditetapkan.
"Saya rasa sudah siap semua. Perusahaan juga tidak mungkin mau jika karyawannya tidak menerapkan Prokes. Jadi saya pastikan sudah siap," jelasnya.
Dia mengaku beryukur jika memang benar ada beberapa perusahaan yang sudah mempekerjakan karyawan.
Terutama jika memang benar adanya pembukaan pariwisata untuk wisman.
"Kalau memang ada, kan sangat bagus. Sehingga perekonomian bisa kembali pulih dan pekerja kembali bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka," katanya.
Pandemi Covid-19 yang berangsur melandai di Bali menjadi asa dalam memacu pertumbuhan perekonomian yang mengalami kontraksi serta meningkatkan kunjungan pariwisata dan berimplikasi pada angka pekerja yang sempat dirumahkan.
Seperti halnya di Krisna Oleh-Oleh Bali, seiring pemerintah melonggarkan pembukaan obyek wisata dan mall, kunjungan wisatawan domestik ke Bali mulai tumbuh dan dampaknya para pekerja pariwisata kini bisa sedikit bernapas lega.
"Di Krisna Oleh-Oleh kami ada 2.500 karyawan, pada saat pandemi Covid-19 awal ada 2.000 karyawan yang dirumahkan, dan pada September 2021 seiring PPKM Level 3, yang kita rumahkan tersisa 500 orang. Saya berharap Oktober ini atau awal 2022 kondisi dapat kembali normal dan pekerja bisa penuh seperti dulu lagi," ujar pemilik Krisna Oleh-Oleh Bali, Gusti Ngurah Anom kepada wartawan, Rabu.
Pria yang akrab disapa Ajik Krisna pun melakukan survei ke beberapa tempat mall dan obyek wisata dan dirasakan geliat itu mulai tumbuh, meskipun belum sepenuhnya normal.
Baca juga: Walau Pariwisata Dibuka, Tingkat Hunian Hotel di Karangasem Masih Dibawah 10 Persen Saat Weekend
"PPKM perlahan dibuka kunjungan bertambah. Saya pun melakukan survei di beberapa tempat, hampir 60 persen mulai didatangi wisatawan domestik dari Jawa dan sekitarnya," tuturnya.
Oleh karena itu, Ajik Krisna berharap agar Oktober tahun ini atau maksimal awal 2022 pariwisata Bali kembali normal seperti sedia kala.
Ia berharap rencana pembukaan pintu mancanegara juga dapat direalisasikan secara bertahap.
"Sebagai pelaku pariwisata kalau kita lihat pada September masih PPKM, tapi kunjungan pariwisata ke Bali lumayan ramai. Harapannya rencana Oktober pariwisata dibuka untuk Bali dan kami optimistis pariwisata kembali bangkit," ujar dia.
"Harapan saya pasti optimistis untuk Bali, pandemi turun di Indonesia. Mudah-mudahan Oktober setelah pariwisata Bali dibuka akan kembali menggeliat. Wisatawan asing rencananya Oktober nanti 4 negara yang baru bisa dibuka, tapi yang jelas bertahap step by step pasar domestik yang penting dibuka dulu dan step by step mancanegara mulai masuk," sambung Ajik Krisna
Pihaknya pun telah menyiapkan item standar protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan) serta dengan scan barcode aplikasi PeduliLindungi guna memastikan siapa pun yang masuk ke Krisna Oleh-oleh telah menjalani vaksinasi dan aman beraktivitas di tempat publik.
"Krisna Oleh-oleh tentunya mengikuti prokes dan PeduliLindungi.Semua outlet Krisna sudah pakai PeduliLindungi. Itu kunci prokes tamu yang datang ke Krisna. Dan kemarin saya menghadap Sekda, bahwa pandemi ini tidak bisa ditebak, sekarang turun, tiba-tiba naik tergantung prokes kita untuk masyarakat Bali," ujarnya. (sar/gus/ian)
Kumpulan Artikel Bali