Berita Bangli
Nimbang Lanlanan, Prosesi Unik yang Dilaksanakan saat Karya Ngusaba di Pura Kehen Bangli
Ketua Panitia Karya Ngusaba Bhatara Turun Kabeh Sang Made Suryawan mengungkapkan, puncak Karya Ngusaba digelar sejak pukul 07.00 wita
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Tradisi nimbang lanlanan ini menggunakan alat timbang peninggalan leluhur, yang tetap tersimpan di Pura Kehen serta disakralkan.
"Prosesi ini untuk mengetahui kondisi kemakmuran wilayah sekitar dalam tiga tahun kedepan.
Apabila timbangan lanlanan lebih berat, maka dalam tiga tahun kedepan wilayah Bangli akan mendapat kemakmuran.
Sebaliknya, bila lebih ringan, maka akan mendapatkan bencana seperti gagal panen, atau kekeringan.
Selain itu, nimbang lanlanan juga untuk meminta restu kepada Tuhan melaksanakan upacara di Pura Kehen," jelasnya.
Diketahui dalam prosesi nimbang lanlanan, hasilnya didapati timbangan lanlanan lebih berat. Yang berarti dalam tiga tahun kedepan, wilayah Bangli beserta isinya akan diberkahi kemakmuran.
Serta Karya Ngusaba yang digelar di Pura Kehen mendapat restu dari Tuhan.
Pria yang juga merupakan Jero Mangku Gede Dalem Gede Selaungan itu mengatakan, puncak acara dipuput oleh lima orang sulinggih.
Diantaranya Ida Pedanda Wayahan Bun saking Geria Sanur Pejeng Gianyar, Ida Pedanda Putra Sidemen Temuku saking Geria Jaksa Pande Bangli, Ida Pedanda Budha Istri Kania saking Geria Alangkajeng Nongan, Ida Pedanda Istri Ketut Agung saking Geria Bukit Bangli, dan Ida Pedanda Istri Made Rai saking Geria Bukit Bangli.
Baca juga: Lanal Denpasar Kirim Bantuan hingga Tim Kesehatan untuk Bantu Korban Gempa di Bangli
Pihaknya menambahkan, karena upacara ini digelar saat pandemi Covid-19, maka dalam pelaksanaan upacara tetap memperhatikan Protokol Kesehatan.
"Setelah puncak Karya, prosesi selanjutnya yakni ayaban penganyar yang dilaksanakan tanggal 21 hingga 28 Oktober. Dan tanggal 29 prosesi bakti penyineb," tandasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Bangli
