Berita Klungkung
Tarian Sanghyang Jaran di Desa Banjarangkan Klungkung, Tari Sakral untuk Menetralisir Semesta
Desa Adat Banjarangkan Klungkung menggelar pertunjukan Tarian Sanghyang Jaran
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Kidung yang digunakan menggunakan kekidungan khas yang hanya ada di Pura Puseh Sari.
Dari kidung atau nyanyian yang dilantunkan, dapat ditafsirkan bahwa Sanghyang Jaran dibangunkan untuk diajak meliang-liang atau bersenang-senang.
Kemudian diakhiri dengan harapan semua senang, bahagia (pada girang).
"Sanghyang Jaran ini seolah menjadi momentum dan harapan baru bagi masyarakat Banjarangkan di tengah pandemi saat ini," ungkap Agung Gede Dharma Putra.
Tentu dalam pelaksanaan ritual ini, tetap berupaya menerapkan protokol kesehatan.
Minimal dengan mengenakan masker dan jaga jarak bagi yang terlibat dan tidak terlibat langsung dalam ritual tersebut.
Agung Gede Dharma Putra menambahkan, tradisi yang bernapaskan budaya agraris ini, menjadi tonggak baru bagi kehidupan masyarakat di Desa Banjarangkan ke depan.
Agar lebih maju, makmur dan terlepas dari berbagai petaka.
"Perubahan musim yang ekstrem, dimana penyakit dan wabah akan menyelimuti bumi.
Untuk mencegah penyebaran penyakit inilah, Sanghyang Jaran diturunkan atau napak pertiwi untuk menetralisir bumi yang sedang mengalami ketidakseimbangan," harapnya.
(*)