Berita Denpasar

Mengenal Komang Mega, Seniman Pembuat Topeng Sejak Usia Dini, Karyanya Digemari Pasar Luar Negeri

 Gianyar memang kota seni, demikian disebut oleh banyak orang sejak zaman dahulu.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
AA Seri Kusniarti
Komang Mega dalam acara program Bali Sekala-Niskala bersama Tribun Bali di Mas, Ubud, Gianyar, Bali.  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Gianyar memang kota seni, demikian disebut oleh banyak orang sejak zaman dahulu.

Bukan tanpa alasan, nama kota seni disematkan untuk wilayah Gianyar.

Pasalnya, hampir di semua wilayahnya terlahir seniman-seniman hebat.

Baik itu seniman topeng, tari, patung, lukis, dan gambar, gamelan atau tabuh, hingga seniman lainnya.

Berbagai hasil karya seni ini pun, telah dipasarkan hingga mancanegara.

Baca juga: Pasar Rakyat Termegah Milik Gianyar Diresmikan

Baca juga: Ketahui Posisi Tidur Terbaik untuk Cegah Sakit Punggung dan Bahu

Baca juga: Cara Minum Kopi yang Baik dan Sehat, Salah Satunya Dengan Tidak Menambahkan Gula

Namun seiring kemajuan zaman, kesenian pun tidak terlalu diminati generasi muda.

Apalagi pariwisata di Bali kian maju, membuat kaula muda lebih suka bekerja di pariwisata ketimbang menjadi seniman.

Hal ini tidak dipungkiri karena kompleksitas kehidupan yang kian menuntut seseorang mapan dari sisi finansial.

Komang Mega, salah satu seniman muda pembuat topeng dari Mas, Ubud, Gianyar, Bali adalah pemuda yang ingin menarik kembali minat para seniman untuk berkarya.

Baca juga: Tips Menghilangkan Notifikasi & Pop-up Iklan yang Menganggu

Baca juga: Cara Minum Kopi yang Baik dan Sehat, Salah Satunya Dengan Tidak Menambahkan Gula

Baca juga: Ketahui Posisi Tidur Terbaik untuk Cegah Sakit Punggung dan Bahu

“Saya sendiri adalah sarjana hukum, dan sempat bekerja di kantor notaris beberapa tahun. Namun ayah saya menyuruh saya pulang, dan meneruskan menjadi seniman pembuat topeng seperti dirinya,” ucap Komang Mega, dalam program Tribun Bali, Bali Sekala-Niskala.

Awalnya Komang Mega pun merasa berat, namun demi baktinya pada orang tua, akhirnya keputusan menjadi seniman pun dilakoni sampai saat ini.

Ayah satu anak ini, menceritakan awal mula dia mulai menjadi seniman pembuat topeng adalah sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Kala itu demi menambah bekal jajan, ia membantu sang ayah mengamplas kayu-kayu yang akan dijadikan topeng.

Begitu dapat tambahan bekal jajan, hatinya sangat senang dan membuatnya kian rajin membantu sang ayah.

Ayahnya sendiri, I Wayan Muka adalah seniman ternama dan cukup terkenal hingga kancah nasional.

Baca juga: Unik, Seniman Asal Bali Ini Dekor Warung Makannya dengan Ranting-ranting yang Berserakan di Pantai

Baca juga: Piala Juara WSBK, WSSP dan ATC 2021 Mandalika Adalah Buatan Seniman UMKM Bali

Baca juga: Ketahui Posisi Tidur Terbaik untuk Cegah Sakit Punggung dan Bahu

Almarhum Wayan Muka, bahkan memberikan hasil karya topengnya kepada banyak pejabat penting di dalam dan luar negeri.

Diantaranya Megawati Soekarnoputri hingga Xanana Gusmao.

Memang hasil karya Wayan Muka, memiliki keotentikan tersendiri dan ciri khas yang luar biasa.

Dari sang ayahlah, Komang Mega, mempelajari banyak hal dalam pembuatan seni topeng dari kayu ini.

Ada beberapa kayu yang digunakannya, seperti kayu waru, kayu pule, dan lain sebagainya.

Membutuhkan waktu sedikitnya sebulan untuk menyelesaikan sebuah topeng.

Kian rumit topengnya, kian lama waktu pembuatannya.

Pria berusia 25 tahun ini, membuat berbagai topeng baik yang profan dijual-belikan hingga topeng untuk pelawatan bhatara.

Seperti topeng sidakarya, arsa wijaya, topeng ratu gede, rangda, barong, hingga topeng nuh khas Jepang.

“Makanya pembeli topeng saya tidak hanya dari lokal dan nasional saja, tetapi juga dari luar negeri. Seperti Jepang dan Amerika Serikat, yang kerap membeli topeng nuh dan topeng karakter khusus untuk pesta hallowen,” sebutnya.

Walau demikian, kayu-kayu yang digunakan untuk pembuatan topeng bukanlah kayu sembarangan.

Baca juga: Ketahui Posisi Tidur Terbaik untuk Cegah Sakit Punggung dan Bahu

Baca juga: Tips Menghilangkan Notifikasi & Pop-up Iklan yang Menganggu

Baca juga: Cara Minum Kopi yang Baik dan Sehat, Salah Satunya Dengan Tidak Menambahkan Gula

Proses pencarian kayu hingga pembuatan topeng, dilakukan dengan hati-hati.

“Pemilihan hari pun saya lakukan, dan saya juga melalui beberapa pantangan,” sebutnya.

Bagi Tribunners yang ingin mengetahui kisah lengkap Komang Mega, Anda bisa menyaksikannya  dalam tayangan Bali Sekala-Niskala di YouTube Tribun Bali pada Senin, 20 Desember 2021 pukul 18.00 Wita.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved