Berita Bali
15 Siswa Positif Covid-19, SMAN 1 Denpasar Kembali Belajar Daring
Sebanyak 15 siswa di SMAN 1 Denpasar terpapar pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Kepala Disdikpora Bali, KN Boy Jayawibawa
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Bupati asal Desa Banyuatis ini menyebut, dalam dua atau tiga hari kedepan pihaknya akan menggelar rapat untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang akan diambil untuk mengatasi penyebaran Omicron ini.
"Kami akan membahasnya secara keseluruhan dalam tiga hari kedepan. Apakah PTM akan tetap dibuka 100 persen, apakah isoter di asrama Undiksha Desa Jinengdalem akan dibuka lagi atau bagaimana. Kita lihat dulu perkembangannya dalam dua atau tiga hari kedepan," katanya.
Di Klungkung, tracing terhadap munculnya kasus Covid-19 di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, meluas.
Rabu 26 Januari 2022, giliran siswa SMPN 3 Dawan yang dilakukan tes swab karena ada siswanya yang terkonfirmasi Covid-19 dari klaster keluarga.
Akibatnya dua kelas pun harus ditutup dan kembali belajar daring selama 5 hari.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, I Ketut Sujana menjelaskan, tracing dilakukan terhadap siswa di kelas VII D dan IX B karena ada seorang siswa di masing-masing kelas itu positif Covid-19.
"Jadi dua siswa itu masih saudara. Mereka terkena klaster keluarga yang positif Covid-19 di Dusun Gelogor, Desa Pikat," ungkap Ketut Sujana.
Namun ternyata siswa yang dinyatakan positif Covid-19 itu, sempat masuk ke sekolah, Jumat 21 Januari 2022.
Sehingga untuk mengantisipasi klaster sekolah, dilakukan lah tes swab di kedua kelas tersebut.
Swab test pertama dilakukan terhadap 29 siswa di kelas IX B yang hasilnya semua negatif.
Sementara kelas VII D ada 24 orang yang dilakukan swab test, dan masih menunggu hasil pengujian sampel dari Dinas Kesehatan.
Ada Sekolah yang Abai Prokes
MENINGKATNYA kasus positif Covid-19 di Bali kian mengkhawatirkan banyak pihak.
Bahkan, kini kasus tersebut menyasar cluster sekolah-sekolah yang ada di Bali.
Setelah sebelumnya, terjadi klaster Covid-19 di SMPN 2 Kuta, kini kasus serupa terjadi di SMAN 1 Denpasar, Rabu 26 Januari 2022.
Bedanya adalah jika di SMPN 2 Kuta hanya hanya dua siswa yang terinfeksi, di SMAN 1 Denpasar 15 siswa dari beberapa kelas berbeda terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal ini juga menjadi perhatian Komisi IV DPRD Bali yang menangani pendidikan dan kesehatan.
Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta alias Gung Budiarta mengaku kaget dan prihatin dengan adanya kabar tersebut.
Ia mengaku pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali.
Dari hasil koordinasinya tersebut, seluruh siswa SMAN 1 Denpasar mengubah pola pembelajarannya dari Pertemuan Tatap Muka (PTM) menjadi daring.
“Kami dengan Dinas Pendidikan sudah berkoordinasi, yang sudah mengubah pola pembelajaran itu SMAN 1, karena hampir 15 orang yang kena di sana. Itu sudah berubah online dari kemarin,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu.
Pihaknya meminta kepada Disdikpora sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) yang menangani pendidikan untuk mengawasi lebih dalam terkait proses PTM dan penerapan prokesnya.
“Di sini yang kita inginkan sekolah-sekolah harus betul-betul ketika tatap muka dimulai harus betul-betul prokes yang ketat. Kita kan masih melihat bahwa Covid-19 itu belum final, belum selesai. Penyebarannya masih bisa berjalan sesuai dengan kondisi kan begitu. Kami di dewan mengharapkan bagi sekolah-sekolah yang teridentifikasi kan Covid-19 itu artinya harus diubah pola atau sistem pembelajaran,” imbuhnya.
Apalagi, pihaknya mensinyalir ada beberapa sekolah yang justru abai dan lalai dalam menerapkan prokes ketat.
Baca juga: Siaga Positif Covid-19 Naik, RSUD Wangaya Siapkan 40 Tempat Tidur dan Pengadaan Oksigen 5 Bulan
Di sisi lain, proses PTM sendiri sangat diperlukan untuk dilakukan, mengingat dalam PTM ada interaksi dan bimbingan langsung dari guru kepada murid.
“Mungkin selama ini ada beberapa sekolah yang tidak menerapkan seperti itu, maka terjadi lonjakan, maka pembelajaran tatap muka ini harus tetap dijalankan supaya ada yang membimbing anak-anak kita,” tegasnya.
Politikus PDIP ini menyebutkan, peran sekolah, khususnya para guru menjadi garda terdepan untuk melawan penyebaran Covid-19 di sekolah.
Sehingga, guru harus menjadi Satgas Covid-19 lokal di masing-masing satuan pendidikan, seperti PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK.
“Sekarang hal yang terpenting di sekolah, terutama guru-guru harus mengawasi ketat prokes itu, misalnya anak-anak semua menggunakan masker, kemudian sampai di sekolah itu cuci tangan penting itu, dan tak kalah penting duduk jangan sampai berdekatan, ada jarak,” harapnya.
Selain itu dirinya juga mengingatkan bagi sekolah yang memiliki angka positif Covid-19 di bawah 1 persen maka menurutnya masih dizinkan untuk melakukan PTM, dengan hanya meliburkan siswa yang positif tersebut.
Sedangkan yang diatas 1 persen maka pihaknya menegaskan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan sepenuhnya secara online (sar/rtu/mit/gus/gil)
Kumpulan Artikel Bali