Human Interest Story
Buka Usaha Dupa di Buleleng, Tiya Raup Omzet Rp 200 Juta Per Bulan, Memulai Bisnis Dari Nol
Wanita kelahiran 26 Maret 1994 ini membuka usaha pembuatan dupa bersama suaminya, Made Indra Parmadika (29).
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Noviana Windri
Dengan mempekerjakan 13 orang karyawan, Tiya mampu memproduksi dupa hingga 100 kilogram per hari.
Dupa yang dibuat memiliki ukuran yang berbeda-beda. Mulai dari ukuran 16 cm, 22 cm, 28 cm dan 32 cm, hingga dupa yang mampu menyala selama dua jam.
Dupa-dupa itu dikemas dalam bentuk pepelan, hingga kemasan kiloan, dengan nilai jual kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
Dikatakan Tiya, dupa Ajeg Bali ini berhasil menarik minat masyarakat, lantaran wangi aroma terapi yang dihasilkan lebih tahan lama.

Bila mengenai tangan, abunya juga tidak akan terasa panas.
Nama Ajeg Bali pun dipilih sebagai merk, lantaran seluruh bahan baku yang digunakan berasal dari Bali.
"Saya menggunakan bahan alami, yang bisa diperoleh di Bali. Saya pakai campuran bubuk kayu jati, batok, arang dan aroma bunga. Kalau orang lain, kadang bahannya itu import dari Cina," jelasnya.
Tiya pun mengaku akan terus mengembangkan usahanya ini, dengan berencana menambah mesin pencetak dupa, serta menambah jumlah karyawannya
Baca juga: Kisah Pelaku Wisata di Nusa Penida Bertahan Saat Pandemi Covid-19, Kembali Budidaya Rumput Laut
Baca juga: Kisah Dalem Dimade Mengungsi ke Guliang Usai Digebuk Gusti Maruti
. Mengingat permintaan dari para pelanggannya kian hari semakin meningkat.
Hal ini juga terlihat dari jumlah masyarakat yang menawarkan diri sebagai reseller.
"Hampir di setiap desa di Buleleng, sudah ada resellernya. Di Denpasar juga ada. Astungkara permintaannya memang cukup banyak," tutupnya.