9 WNI Terjebak di Chernihiv Ukraina, Saat Video Call dengan Keluarga Tiba-tiba Bom Meledak
"Ini kan kami lagi ada video call. Tiba-tiba dia teriak lari, lari, ada bom meledak. Kami dengar semua. Makanya kami sedih."
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Sembilan WNI (Warga Negara Indonesia) masib terjebak di Chernihiv Ukraina.
Chernihiv merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat pertempuran antara Ukraina dan Rusia.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan sembilan WNI yang saat ini berada di Chernihiv Ukraina berada dalam kondisi aman.
Baca juga: BREAKING NEWS: Beredar Video Diduga 25 Warga Bali Terkatung-katung di Turki, Minta Dipulangkan
Namun keluarga mengkhawatirkan kondisi mereka.
Direktur Perindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu Judha Nugraha mengaku baru saja menjalin komunikasi dengan sembilan WNI tersebut.
"Kami baru saja menjalin komunikasi virtual via zoom dengan 9 WNI di Chernihiv. Kondisi mereka saat ini aman dan pasokan logistik juga memadai," kata Judha kepada Kompas.com, Senin (7/3/2022).
Baca juga: PMI Asal Bali Pulang Senin, Puluhan WNI dari Ukraina Tiba di Indonesia
Ia pun mengatakan, komunikasi dengan WNI di Ukraina telah terjalin intensif sejak sebelum serangan Rusia.
Kemenlu juga tengah menjalin komunikasi dengan pihak-pihak di Ukraina dan Rusia untuk membuat jalur evakuasi yang aman sebagai jalan keuar bagi para WNI dari Chernihiv.
"Secara paralel, komunikasi intensif sedang dilakukan dengan pihak-pihak di Ukraina dan Rusia utk membuat safe passage atau jalur evakuasi aman utk membawa para WNI keluar Chernihiv dan selanjutnya ke negara tetangga Ukraina yang aman," kata Judha.
Baca juga: WNI yang Dievakuasi dari Ukraina Mayoritas Asal Bali yang Bekerja Sebagai Terapis
Sebelumnya, pada Minggu (6/3/2022) Judha sempat mengungkapkan, upaya evakuasi sembilan WNI di Chernihiv belum bisa dilakukan lantaran masih terjadi pertempuran di kota tersebut.
Meski Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan terkait koridor kemanusiaan untuk evakuasi penduduk sipil, namun belum ada kepastian mengenai waktu serta mekanisme detail dari kesepakatan tersebut.
"Saat ini sudah ada kesepakatan humanitarian corridor antara Rusia dan Ukraina. Kita sedang dorong untuk detail kapan, dimana dan mekanisme humanitarian corridor sehingga bisa dimanfaatkan untuk evakuasi WNI dengan aman," kata Judha.
Baca juga: Lima PMI Asal Karangasem yang Bekerja di Ukraina Kembali ke Kampung Halaman
Bom Meledak Saat Video Call
Pernyataan Kementerian Luar Negeri bahwa sembilan WNI di Chernihiv dalam kondisi aman, tak membuat keluarga tenang.
Rutami tak bisa menyembunyikan kesedihannya.
Air mata pun tak bisa ditahannya ketika menceritakan kondisi anaknya, M Raga Prayuda (22) yang kini masih bertahan di pabrik plastik milik warga Yordania di Chernihiv, Ukraina.
Baca juga: Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin: Doa Saya, Perang Tidak Berlanjut
Dia membawa foto anaknya saat telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Binjai Command Center (BCC) Balai Kota Binjai pada Senin (7/3/2022) siang.
"Ini kan kami lagi ada video call. Tiba-tiba dia teriak lari, lari, ada bom meledak. Kami dengar semua. Makanya kami sedih," katanya sambil menangis sesenggukan dan mengusap air matanya dengan kain kerudungnya.
Rutami mengatakan, anaknya itu sudah bekerja di Ukraina sejak 2019.
Baca juga: Kisah PMI Asal Bali Pulang dari Ukraina, Handayani Bersyukur, Dewi Masih Trauma
Selama perang terjadi, dia intens berkomunikasi dengan anaknya melalui WhatsApp call.
Dia juga mengingatkan anaknya untuk tidak mengunggah video kondisinya di Ukraina di Facebook, namun ditolak permintaan itu.
"Saya bilang, jangan di-Facebook-kan, nanti kau diejek, dia bilang, enggak apa-apa Mak. Biar orang tahu penderitaan kami di sini. Itu hancur perasaan kami. Berarti anak saya di sana menderita, dia anak baik Pak. Saya enggak punya harta selain dia," katanya.
Sementara itu, Ayi Rodiah, istri Iskandar, WNI yang bekerja di pabrik bersama M Raga Prayuda mengatakan, dia bisa berkomunikasi dengan suaminya setiap saat melalui aplikasi WhatsApp video call, setengah jam sekali.
Dia mengaku sangat khawatir dengan kondisi suaminya yang bekerja di Ukraina sejak 2018 dan pada 2019 membawa serta anak laki-lakinya ikut bekerja di sana.
Ayi mengatakan, awal mula suaminya bekerja di Ukraina karena diajak bosnya yang sudah saling kenal sejak bekerja di Malaysia.
Sebelum ke Ukraina, suaminya juga bekerja di Yordania, negara asal bosnya.
Suaminya sempat pulang pada April 2021 saat ada keluarga yang menikah.
Selain suaminya, ada juga delapan WNI lainnya bertahan di bungker pabrik tersebut. Total ada enam orang warga Kota Binjai dan tiga orang warga Kabupaten Langkat.
Baca juga: Dipulangkan dari Ukraina, Era Rustini PMI Asal Badung Mengaku Masih Trauma
Dia berharap agar cepat ada langkah evakuasi karena kondisi di Ukraina, khususnya di dekat pabrik plastik tempat suaminya bekerja semakin tidak aman.
Sebab, suara ledakan sudah sangat dekat dengan bunker yang selama ini menjadi tempat bersembunyi 9 orang WNI dan 2 warga Nepal tersebut.
"Harapan saya supaya segera dievakuasi. Alhamdulillah mereka di sana tidak diam juga dan sekarang pemerintah juga sudah sangat berupaya mengevakuasi, berdoa semoga lancar," katanya.
Baca juga: Kisah PMI Asal Bali Desak Yuni, Putuskan Kerja di Ukraina Karena Himpitan Ekonomi Akibat Pandemi
Untuk diketahui, telekonferensi tersebut difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Binjai di Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, pada Senin (7/3/2022) siang.
Hadir dalam kesempatan itu mewakili pihak Pemkot Binjai, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan Kota Binjai, Hamdani Hasibuan dan keluarga dari WNI yang berada di Ukraina.
Kemudian Duta Besar RI untuk Ukraina Ghafur Dharmaputra, perwakilan Kementerian Luar Negeri yang bertugas untuk mengurus evakuasi WNI di Ukraina, Lucky W, Judha Nugraha serta mantan Dubes RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi.
Sebagian artikel telah tayang di kompas.com dengan judul https://medan.kompas.com/read/2022/03/07/175028678/tangis-ibu-yang-anaknya-terjebak-di-ukraina-lagi-video-call-dia-teriak-ada-bom?page=all#page2