Human Interest Story
Kisah Orang Tua Srikandi Teknisi Pesawat Tempur, Persiapkan Diri 2 Tahun untuk Masuk TNI
Ida Bagus Putu Sunarbawa begitu ramah menyapa Tribun Bali saat disambangi ke rumahnya di Banjar Tohjiwa, Desa Nyambu, Kecamatan Kediri,
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Karsiani Putri
Setelah memantapkan diri akan masuk TNI, kata dia, Dayu Damayanti mulai fokus untuk berlatih fisik. Bahkan persiapannya pun mencapai sekitar 2 tahun lebih.
Ia juga kerap kali datang ke Dodik Tabanan untuk sekadar meminjam lapangan ketika tak digunakan.
Meskipun memiliki paman seorang perwira tinggi TNI, Dayu Damayanti tak bisa masuk dengan mudah ke TNI.
Hal itu disebabkan oleh pesan yang kerap disampaikan oleh pamannya.
Marsekal TNI Dunia sempat meminta kepada keluarganya yang ingin masuk ke institusi TNI harus mempersiapkan diri dengan matang.
Jika tidak siap, sebaiknya jangan mencoba-coba untuk masuk ke TNI.
"Kakak saya sering berpesan agar jangan coba-coba. Harus siap dengan segala risiko karena menjadi anggota TNI itu tidak mudah," kenang Sunarbawa.
Setelah mantap dengan pilihannya, tutur dia, Dayu Damayanti kemudian mulai melakukan persiapan untuk mendaftar di Akademi Militer.
Saat itu, proses administrasi hingga tes setidaknya membutuhkan waktu selama 2 bulan.
Dan setelah lulus, ia pun menjalani pendidikan selama 4 tahun di dua tempat berbeda.
Tahun pertama ia menjalani pendidikan di Magelang, kemudian 3 tahun berikutnya ia menjalani pendidikan di Yogyakarta.
"Selama pendidikan, kami selalu berpesan agar tetap tekun dan semangat. Astungkara bisa melewati dan menjalaninya dengan baik," tegasnya.
Sunarbawa melanjutkan ceritanya, setelah menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun, ia menjalani psikotes.
Dari hasil tes tersebut, Letda Damayanti ditugaskan menjadi teknisi sehingga ia harus kembali melanjutkan pendidikannya di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat kurang lebih enam bulan.
Sejak saat itu, ia merupakan srikandi atau perempuan pertama yang ditugaskan sebagai teknisi pesawat tempur.