Berita Denpasar

RSUP Sanglah Siapkan Dua Gedung Khusus Untuk Antisipasi Hepatitis Akut di Bali

Seluruh fasilitas kesehatan di Bali mulai melakukan antisipasi untuk menghadapi penyakit hepatitis akut.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ragil Armando
Istimewa
Ilustrasi Seluruh fasilitas kesehatan di Bali mulai melakukan antisipasi untuk menghadapi penyakit hepatitis akut. (Shutterstock/MIA Studio) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seluruh fasilitas kesehatan (faskes) khususnya di Bali mulai melakukan antisipasi untuk menghadapi penyakit hepatitis akut yang hingga kini belum diketahui apa penyebabnya. 

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gede Anom mengatakan telah mengimbau pada faskes terdekat ditiap kabupaten atau kota seperti puskesmas untuk menyiapkan fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk pasien dengan gejala suspect hepatitis akut. 

Mengenai hal tersebut, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP Sanglah) Denpasar lakukan berbagai persiapan apabila nantinya kasus tersebut ditemukan di Bali. 

Baca juga: Sidak Masker di Desa Tegal Kertha Denpasar, 50 Pelanggar Terjaring

Ketika dikonfirmasi, Direktur Pelayanan Medis, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah Denpasar, Dr. dr. Ketut Ariawati, SpA(K) mengatakan hingga saat ini di RSUP Sanglah belum ditemukan pasien dengan gejala hepatitis akut. 

"Hingga saat ini di Bali belum ditemukan pasien dengan gejala mengarah ke Hepatitis akut. Sejak mulai adanya kasus hepatitis akut di Indonesia dari Minggu lalu kami sudah menyiapkan untuk antisipasi," jelasnya pada, Selasa 10 Mei 2022. 

Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut Misterius, Dinkes Denpasar Minta Masyarakat Lakukan Langkah Ini

Pihaknya pun telah menyiapkan obat-obatan dan telah menyediakan gedung khusus infeksi yang diindikasikan pasien-pasien infeksi.

Dimana terdiri dari dua kamar yang yakni kamar non ventilator dan kamar berisi ventilator.

Baca juga: CARA Cegah Hepatitis Akut pada Anak, Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua

Adapun gejala awal dari kasus hepatitis akut ini, kata Ketut Ariawati, diantaranya diare, mual, muntah, hingga sakit perut. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Ia menyarankan agar pasien segera menuju ke fasilitas kesehatan. 

"Jangan sampai sudah tingkat lanjut seperti mata sudah kuning dan warna kencing pekat karena itu sudah terlambat. Kalaupun sudah terlambat segeralah untuk  Faskes lebih tinggi sehingga bisa ditangani," tambahnya. 

Baca juga: Lima Anak Teridentifikasi Mengalami Gagal Hati, Penyebab Hepatitis Akut Masih Misterius

Menurutnya, penularan hepatitis akut dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat serta selalu menaati protokol kesehatan.

Sesungguhnya protokol kesehatan sangat harus dilakukan baik sebelum maupun sesudah pandemi. Ini karena protokol kesehatan sangat penting untuk menjaga kesehatan. 

Baca juga: Masih Tunggu Surat Resmi Penerapan WFH, ASN di Bali Masuk Kantor 100 Persen

Dirinya pun menghimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh isu dan berita hoax mengenai penyebab hepatitis akut. 

"Beredar kabar di masyarakat bahwa penyakit ini disebabkan oleh vaksin Covid-19 padahal hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti Hepatitis Akut ini. Jangan termakan isu atau hoax-hoax sehingga masyarakat takut untuk imunisasi ataupun vaksinasi," tutupnya. 

Baca juga: Lahir Selasa Umanis Wariga, Hidup Mewah di Akhir Hidup, Begini Peruntungannya

Sebelumnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak usia 1 hingga 16 tahun sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Untuk di Indonesia sendiri terdapat laporan mengenai tiga orang anak yang terserang penyakit tersebut hingga meninggal dunia. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved