Berita Bali
DARURAT Narkoba! BNNP Bali Libatkan Wartawan Hingga Tempat Hiburan Malam Jadi Penggiat P4GN
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali, melibatkan belasan wartawan di Bali.Dan pelaku usaha dalam workshop penggiat P4GN (pencegahan, pember
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali, melibatkan belasan wartawan di Bali.
Dan pelaku usaha dalam workshop penggiat P4GN (pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika).
Baca juga: Maraknya Kasus Narkoba di Kalangan Surfer di Bali Jadi Perhatian BNN
Workshop penggiat P4GN, digelar di The Salak Style Hotel, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, pada Senin 6 Juni 2022.

Workshop dibuka oleh Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyatakat BNNP Bali, I Ketut Suandika.
Dan selaku narasumber ialah Kasubag Bin Ops Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali, AKP Wayan Slamet.
Baca juga: Maraknya Kasus Narkoba di Kalangan Surfer di Bali Jadi Perhatian BNN
Serta Kabid Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya Agama dan Ormas Kesbangpol Provinsi Bali Dra Gusti Nyoman Ramiasih.

Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, Dr I Dewa Gede Basudewa.
Dan motivator sekaligus publik speaker kondang asal Bali Santy Sastra.
"Melalui workshop ini, kami memberikan pemahanan program P4GN.
Lebih ke softpowernya bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat di lingkungan kerja.
Dan tempat tinggal untuk sama-sama perang melawan narkoba," ungkapnya.
Baca juga: Peredaran Narkoba Marak, Pemkab Minta BNN Klungkung Libatkan Perangkat Desa untuk Pencegahan
"Media lebih banyak ke hard power hari ini, workshop penggiat anti narkoba kami libatkan teman-teman media.
Dan pelaku usaha tempat hiburan malam, serta jasa penitipan paket," imbuhnya.
Menurutnya, dunia usaha perlu melakukan upaya-upaya pencegahan deteksi secara dini.
Di lingkungan kerja dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
Baca juga: Peredaran Narkoba Marak, Pemkab Minta BNN Klungkung Libatkan Perangkat Desa untuk Pencegahan
"Sama-sama menjaga anak-anak dari bahaya P4GN.
Kegiatan soft peran masyarakat diharapkan untuk melawan narkotika.
Salah satu kejahatan luar biasa.
Perlu penanganan luar biasa dari segala sisi, karena masuk ke segala kalangan.
Segala tempat dan segala umur.
Prevalensi pengguna di Bali sekitar 15 ribuan," kata pria berpangkat AKBP asal Desa Mambal, Abiansemal, Badung itu.
Baca juga: Gitaris Band Kahitna, Andrie Bayuajie Dikabarkan Ditangkap Polda Metro Jakbar Terkait Kasus Narkoba
Ia berpesan, bahwa di sekitar pelaku-pelaku narkoba.
Terus berupaya memprospek, mencari orang yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan untuk peredaran narkoba.
"Misalnya pucuk pimpinan perusahaan, ada tempat hiburan malam kena tempat bisa jadi markas tempat hiburan ditutup karena kasus narkoba," tuturnya.
Baca juga: Personel Band AB Ditangkap Atas Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Diamankan Di Cilandak, Jaksel
Kasubbag Bin Ops Direktorat Reserse Narkoba Polda Bali, AKP Wayan Slamet, mengatakan sebagai sarana pencegahan pihak Ditresnarkoba Polda Bali.
Menjagkau masyarakat yang wilayahnya rawan peredaran narkoba.
Ia mengungkapkan, sepanjang bulan Juli sampai dengan Desember 2021, kepolisian telah berhasil mengungkap sebanyak 389 kasus penyelesaiannya 130 persen.
Sedangkan bulan Januari 2022 hingga Juni 2022, terdapat 334 kasus dengan proses sebanyak 268 kasus per Mei 2022.
Baca juga: Personel Band AB Ditangkap Atas Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Diamankan Di Cilandak, Jaksel
"Semakin di perkotaan dan semakin banyak tempat hiburan malam.
Pelanggaran penyalahgunaan narkoba semakin bertambah.
Di Bali paling banyak di Denpasar dengan jumlah kasus 130, dan paling minim Polres Kawasan Bandara" paparnya.

"Oleh karena itu kami gencar melakukan sosialisasi sweeping, di tempat hiburan sebagai upaya pencegahan peredaran narkoba," imbuhnya.
AKP Wayan Slamet menuturkan, bahwa dari kasus narkoba yang telah berhasil diungkap didominasi laki-laki sebanyak 347 orang.
Dan perempuan 18 orang, dengan pelaku mayoritas dari kalangan swasta namun adapula PNS, pengangguran, buruh hingga pelajar/mahasiswa.
Baca juga: Maraknya Kasus Narkoba di Kalangan Surfer di Bali Jadi Perhatian BNN
"Pelaku WNA ada 12 orang, dari Australia 2 orang, lalu dari Rusia, Jerman, USA, Yaman, Prancis, Italia, Spanyol, Mesir hingga Jepang masing-masing 1 orang," ujarnya.
Jenis narkoba yang paling banyak beredar di masyarakat, adalah obat daftar G.
Ganja dan sabu dengan modus operandi, didominasi digenggam/dibungkus 260 kasus.
Kemudian diikat di badan hingga dimasukkan dalam saku.
Baca juga: Ribut Oknum ASN Tertangkap Bawa Narkoba di Lingkungan Pemkab Gianyar, Dewan Minta Tes Urine
"Dia tidak mau dimasukkan saku, tas atau pakaian.
Dia sudah tahu kalau digenggam dalam penguasaan bisa kena UU 35 2009.
Membawa dan menguasai, sedangkan digenggam di tangan mereka lebih cepat melenyapkan barang bukti.
Dengan melempar membuang sehingga barang tidak ada di mereka," tuturnya.
Baca juga: PNS Gianyar yang Terlibat Kasus Narkoba Diberhentikan Sementara
Ditresnarkoba Polda Bali, juga telah memetakan pintu-pintu masuk narkoba di Bali.
Yang didominasi di Denpasar ada 11 titik meliputi Padangsambian, Pemecutan, Dauh Puri, Ubung, Sanur, Pemogan dan beberapa titik lainnya.
Kemudian wilayah Badung meliputi Petang, Abiansemal, Kuta dan Jimbaran.
Sedangkan di Kabupaten Buleleng ada tiga titik di Seririt.
Sawan dan Banjar.
Kabupaten Gianyar di sepanjang Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, dan rumah-rumah kos.
Jembrana 3 titik, Tabanan 3 titik, Bangli 2 titik, Karangasem 2 titik, Klungkung 1 titik.
Baca juga: Maraknya Kasus Narkoba di Kalangan Surfer di Bali Jadi Perhatian BNN
Kabid Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya Agama dan Ormas Kesbangpol Provinsi Bali, Dra Gusti Nyoman Ramiasih, membahas mengenai Implementasi Inpres nomor 2 tahun 2020 tentang rencana aksi nasional P4GN tahun 2020-2024.
"Jaringan peredaran narkoba ini luas kejahatan antar negara, memiliki dana yang besar dengan sasaran yang luas dari berbagai kalangan.
Jadi perlu rencana aksi setiap tahun anggaran, salah satunya pengembangan pendidikan anti narkoba," ucapnya.
Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, Dr I Dewa Gede Basudewa, membahas mengenai kerentanan dalam pekerjaan.
Salah satunya pekerjaan jurnalis yang dikejar deadline, juga rawan menjadi sasaran peredaran dan pengalahgunaan narkoba.
Hingga membahas mengenai sisi rehabilitasi penyalahgunaan narkoba.
Baca juga: Gitaris Band Kahitna, Andrie Bayuajie Dikabarkan Ditangkap Polda Metro Jakbar Terkait Kasus Narkoba
"Mereka jadi sasaran Napza yang bekerja sebagai depresan, agar rileks ketika dikejar deadline berita harus cepat.
Satu media lainnya sudah tayang cepat, dan sebagainya dikejar agar segera tayang dapat materi jadi stress bisa mempengaruhi perilaku dan membutuhkan stimulan," ucapnya.
"Untuk bersih dari narkoba (Bersinar) perlu membentuk agen pemulihan, relawan dan penggiat dalam komunitas bisnis di Indonesia," pungkas Dewa Gede.
Baca juga: Ribut Oknum ASN Tertangkap Bawa Narkoba di Lingkungan Pemkab Gianyar, Dewan Minta Tes Urine
Sementara itu, Motivator Santy Sastra membahas mengenai pentingnya mengenal mesin kecerdasan belahan otak.
Yang kerap digunakan seperti thinking, sensing, intuiting, feeling dan insting.
"Otak kiri cenderung obyektif, dan otak kanan lebih berpengaruh.
Setiap orang berbeda-beda untuk dimotivasi harus mengenal dominasi otak.
Otak kiri, limbik kiri atau otak kanan, limbik kanan dan otak tengah, ada motivasinya jabatan.
Penghargaan, uang, dicintai, dan lain-lain, kalau otak tengah itu indera ketujuh, lebih ke insting naluri," paparnya.

Sementara itu, hadir saat menutup workshop, Kepala BNNP Bali, Brigjen Pol Gde Sugianyar Dwi Putra.
Ia mengatakan, bahwa menangani narkoba dibutuhkan networking dan tanggung jawab bersama melalui kegiatan ini.
Untuk bersama-sama memberantas narkoba, sesuai perkembangan zaman karena Indonesia sudah ditetapkan darurat narkoba.

"Di era kondisi bangsa sekarang ini, kita dengan pengaruh teknologi dan kemajuan perkembangan dunia.
Kita tahu bahwa perubahan yang terjadi di bidang teknologi, dan gaya hidup penyalahgunaan narkoba.
Apa yang kita lakukan ini masyarakat sangat berharap pada BNN,
Yang dibentuk presiden sebagai upaya menjadi leading sektor penanganan narkoba secara komperhensif di mana Indonesia ini ditetapkan darurat narkoba," ungkapnya.
"BNN butuh support semua.
Kepala BNN RI, Petrus Reinhard Golose, menerjemahkan upaya penanganan narkoba war on drugs.
Tidak hanya hard power tapi juga smart power dan soft power.
DPR juga nerevisi undang-undang penanganan narkoba, tidak hanya keras pada bandar dan pengedar tapi soft pada korban penyalahgunaan di bawah limitasi," pungkasnya. (*)