Berita Bangli

Pasar Hewan Kayuambua Ditutup Dua Pekan Jelang Idul Adha, Ini Fakta Ditemukan dan Harga di Lokasi

Pasar Hewan Kayuambua, Kecamatan Susut ditutup selama dua pekan kedepan. Penutupan pasar ini menindaklanjuti merebaknya kasus Penyakit Kuku dan Mulu

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Marianus Seran
Tribun Bali
Keterangan foto:/mer Tutup - Suasana pasar hewan Kayuambua, Kecamatan Susut. Selasa (5/7/2022) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pasar Hewan Kayuambua, Kecamatan Susut ditutup selama dua pekan kedepan.

Penutupan pasar ini menindaklanjuti merebaknya kasus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di wilayah Banjar Tabih, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani.

Koordinator Pasar Hewan Kayuambua, I Nengah Degdeg mengatakan, penutupan pasar hewan Kayuambua dilakukan sejak Selasa (5/7/2022) pagi, berdasarkan instruksi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, sehari sebelumnya.

Baca juga: Ketu Peranda di Blahbatuh Digondol Maling, Polsek Blahbatuh Turun Tangan

Ia mengatakan, sebelum ditutup pihak dinas sudah kerap melakukan upaya pencegahan penyakit. 

"Itu dilakukan rutin oleh dua orang petugas Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli. Mulai dari pemberian vitamin hingga spraying," 

Lanjut pria asal Desa Tiga, Kecamatan Susut ini, pasar hewan Kayuambua beroperasi tiga hari sekali.

Pasar ini tidak hanya dimanfaatkan oleh peternak lokal Bangli, namun juga dari luar Bangli.

"Disini jual banyak ternak. Mulai dari bebek, ayam, babi, kambing, hingga sapi. Tapi paling banyak memang sapi," katanya.

Dengan dihentikannya aktifitas jual beli di pasar Kayuambua, otomatis transaksi jual beli ternak akan mengalami penurunan yang siginifikan.

Terlebih jelang hari raya Idul Adha. Yang mana jumlah sapi yang masuk semakin banyak, dan harganya mengalami peningkatan.

Baca juga: Praktisi Hewan Bali Sebut Angka Kesakitan PMK Tinggi, Tingkat Kematian Kecil, Sapi Bali Lebih Kuat

"Tiap pasaran jumlah sapi yang masuk rata-rata 150 ekor, tapi saat hari raya Idul Adha jumlahnya bisa sampai 200 ekor.

Harganya juga naik, jika normalnya sapi dengan berat dibawah 350 kilogram harganya Rp 48 ribu per kilo, saat hari raya naik menjadi Rp 50 ribu per kilo.

Sedangkan Sapi diatas 350 kilogram, sekarang harganya Rp 52 ribu per kilo," tandasnya. 

Sebelumnya, kasus dugaan PMK ditemukan di wilayah Banjar Tabih, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani.

Bermula saat seorang warga sekitar membeli seekor sapi dari pasar Kayuambua, Susut pada Kamis (23/6/2022). 

Saat dibeli, kondisi sapi dalam keadaan sehat. Namun beberapa hari kemudian timbul gejala mulut dan hidung berbuih.

Serta telah menulari seekor sapi lainnya. Hingga akhirnya dilaporkan pada hari Jumat (1/7/2022). (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved