Berita Gianyar

KASUS PENCABUTAN PENJOR Masih Jalan Walau Sudah Ada Perdamaian

Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, mengatakan kasus prajuru Desa Adat Taro Kelod, terkait pencabutan penjor terus berlanjut.

Eri Gunarta
Polemik Desa Adat Taro Kelod, Tegalalang, Gianyar, Bali dengan salah satu kramanya, Jero Mangku Ketut Warka memasuki babak perdamaian, Jumat 29 Juli 2022 pagi. Hal itu ditandai dengan pembersihan sampah upakara di pekarangan rumah Mangku Ketut Warka. Di mana sebelumnya, sampah tersebut ditaruh oleh krama adat atas komando prajuru. Kegiatan pembersihan sampah upakara di pekarangan ini pun, melibatkan krama dan dibantu aparat kepolisian. Sampah-sampah upakara tersebut, berupa bambu dan anyaman. Di mana dulunya hal tersebut dilakukan sebagai tindakan protes, bahwa Mangku Ketut Warka dinilai tidak berhak berada di tanah tersebut. Namun kasus ini tetap berjalan, kata kepolisian. 

TRIBUN-BALI.COM - Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, saat dikonfirmasi status tersangka enam orang prajuru Desa Adat Taro Kelod, terkait pencabutan penjor di depan rumah Mangku Ketut Warka beberapa waktu lalu. 

Ia mengatakan, saat ini kasus tersebut masih terus jalan.

Hal ini dikarenakan, pihak korban meminta agar kasus tersebut tetap dilanjutkan.

"Sementara itu, kasus masih kami lanjutkan.

Korban masih menginginkan kasus dilanjutkan.

Untuk perdamaian, itu hak dari korban," ujarnya.

Sebelumnya, Satreskrim Polres Gianyar menetapkan enam orang prajuru Desa Adat Taro Kelod sebagai tersangka pencabutan penjor Galungan, milik keluarga Mangku Ketut Warka.

Penetapan itu dilakukan Senin 25 Juli 2022.

Baca juga: MANGKU WARKA dan Keluarga Sudah Maafkan Prajuru Taro Kelod Tegalalang

Baca juga: KONFLIK TARO TEGALALANG Temui Damai, Krama Bersihkan Sampah di Rumah Mangku Warka

Baca juga: CABUT PENJOR di Taro Tegalalang Berujung Diperiksa POLISI! Simak Beritanya

Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, saat dikonfirmasi status tersangka enam orang prajuru Desa Adat Taro Kelod, terkait pencabutan penjor di depan rumah Mangku Ketut Warka beberapa waktu lalu. 

Ia mengatakan, saat ini kasus tersebut masih terus jalan.
Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, saat dikonfirmasi status tersangka enam orang prajuru Desa Adat Taro Kelod, terkait pencabutan penjor di depan rumah Mangku Ketut Warka beberapa waktu lalu.  Ia mengatakan, saat ini kasus tersebut masih terus jalan. (weg)

Pera tersangka ini, adalah Wayan Wangun sebagai kelihan adat.

Made Arsa Nata, selaku Bendahara Banjar Adat Taro Kelod.

I Gede Adnyana sebagai Wakil Kelihan Adat Tempek Delod Sema.

I Ketut Wardana sebagai Wakil Kelihan Adat Tempek Kauh.

I Ketut Suardana sebagai Pekaseh Subak Taro Kelod.

Terakhir, I Made Wardana sebagai Sekretaris Kelian Adat Taro Kelod.

Sementara Bendesa Adat Taro Kelod, I Ketut Subawa masih berstatus saksi.

Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, mengatakan penetapan tersangka tersebut telah melalui berbagai proses.

Mulai dari melakukan sejumlah pemeriksaan, keterangan saksi, serta meminta keterangan para ahli.

Baca juga: MANGKU WARKA dan Keluarga Sudah Maafkan Prajuru Taro Kelod Tegalalang

Baca juga: KONFLIK TARO TEGALALANG Temui Damai, Krama Bersihkan Sampah di Rumah Mangku Warka

Baca juga: Pencabutan PENJOR di TARO, Masalah ADAT dan Sengketa LAHAN Jadi  Pemicu Awal

Foto ilustrasi tersangka yang di borgol -Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, mengatakan penetapan tersangka tersebut telah melalui berbagai proses.

Mulai dari melakukan sejumlah pemeriksaan, keterangan saksi, serta meminta keterangan para ahli.
Foto ilustrasi tersangka yang di borgol -Kasatreskrim Polres Gianyar, AKP Ario Seno Wimoko, mengatakan penetapan tersangka tersebut telah melalui berbagai proses. Mulai dari melakukan sejumlah pemeriksaan, keterangan saksi, serta meminta keterangan para ahli. (Gambar oleh 4711018 dari Pixabay)

Dalam gelar penetapan, keenam orang prajuru adat ini dinilai sudah memenuhi unsur tindak pidana.

Ia pun menegaskan, tak menutup kemungkinan akan ada tersangka lainnya.

"Tidak menutup kemungkinan para tersangkanya bertambah.

Ini tergantung dari pemeriksaan kepada para tersangka," ujarnya.

Terkait pasal, pihak kepolisian pun menyiapkan pasal berlapis.

Mulai dari dugaan tindak pidana tentang pengrusakan secara bersama-sama.

Hingga tindak pidana penistaan agama.

"Kami sangkakan mereka dengan Pasal 170 ayat I, Pasal 156 A huruf a dan .Jo pasal 55 KUHP dengan ancaman selama-lamanya lima tahun," terangnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved