Berita Jembrana

Berkunjung ke Jembrana, Menteri KP Tegaskan Akan Tangani Masalah Sampah di Laut

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke tempat konservasi penyu Kurma Asih di Desa Perancak, Jembrana

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Suasana saat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke tempat konservasi penyu Kurma Asih di Desa Perancak, Jembrana, Kamis 4 Agustus 2022. 

 

 


TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke tempat konservasi penyu Kurma Asih di Desa Perancak, Jembrana, Bali, Kamis 4 Agustus 2022 kemarin.

Dalam kunjungan tersebut, ia juga menegaskan akan menangani permasalahan sampah khususnya di laut dengan memberdayakan para nelayan di seluruh pesisir yang ada.

Seluruh nelayan bakal dilibatkan untuk memungut sampah di lautan. 


Menurut pantauan, acara yang dirangkai dengan kegiatan CSR dari Indosat Ooredoo Hutchosion (IOH) ini menggelar berbagai kegiatan.

Baca juga: Armada Damkar Jembrana Berusia 28 Tahun, Bantuan Jepang, Kekurangan Kendaraan Jadi Kendala Layanan

 

Seperti pemberian bantuan peningkatan fasilitas penetasan dan rehabilitasi penyu.

Kemudian ia juga mendapat penjelasan mengenai segala hal tentang konservasi penyu.

Terakhir Menteri KP bersama perwakilan delegasi G20 juga melakukan pelepasan penyu ke alam liar di pantai setempat.


Menteri Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, saat ini pihaknya di Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga sedang fokus pada penanganan sampah di laut.

Sebab, sampah plastik menjadi ancaman paling berbahaya dan menjadi penyebab kerusakan laut dan biotanya.

Mirisnya, sampah plastik bukan dari dalam negeri saja, melainkan dari luar negeri juga.

Baca juga: KPU Jembrana Buka Helpdesk untuk Parpol, Layani Konsultasi Dalam Proses Pendaftaran dan Verifikasi


"Kemarin juga dalam pembahasan soal sampah dengan negara lain ada pembicaraan serius terkait itu (penanganan sampah)," kata Sakti Wahyu Trenggono saat didampingi Bupati Jembrana, I Nengah Tamba serta CEO Indosat Vikram Sinha, Kamis 4 Agustus 2022. 


Menurut Sakti, aksi konkret yang dilakukan adalah memberikan petunjuk kepada dunia dengan melakukan aksi nyata.

Bahwa seluruh pelaut/nelayan dalam satu tahun atau hanya sebulan saja untuk mengambil sampah plastik. Ini tidak menghilangkan mata pencahariannya tapi mengambil sampah di laut. 


"Itu akan uji coba dan sekarang sudah kita mulai. Tentunya kita gerakkan ke seluruh wilayah pesisir dengan menggandeng pemerintah daerah (pesisir) masing-masing," katanya.


Dia melanjutkan, pihaknya juga meminta media mengawasi dan melihat hasil berapa ribu ton sampah yang akan berhasil diambil dari perairan Sabang hingga Merauke.

Kegiatan ini akam dinamakan bulan cinta laut pada bulan Oktober 2022 mendatang.


"Akan kita sampaikan juga di G20 juga. Syukur-syukur nanti kita mengetahui pelakunya dari mana saja. Karena kita ketahui kiriman sampah plastik ada dari Thailand dan Malaysia juga. Kemudian ada disumbang dsri angkutan laut yang buang sampah sembarangan. 


Ke depan, kata dia, pihaknya akan menggunakan tekonologi satelit yang aktif selama 24 jam. Sehingga, nantinya siapa dan kapal apa yang memuat sampah di perairan Indonesia akan diketahui.


"Nanti kita akan tau siapa dan apa yang dibuang di laut. Asalnya darimana akan kita ketahui, pemiliknya siapa akan kita ketahui. Itu sudah kita sampaikan juga dihadapan beberapa negara," tandasnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved