Polisi Tembak Polisi
Update Kasus Ferdy Sambo: Pengakuan Terbaru Bripka RR Tolak Adanya Pelecehan Oleh Brigadir J
Kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi oleh Ferdy Sambo kembali menghadirkan fakta terbaru usai pengakuan terbaru dari Bripka RR .
Sebelum tiba di Jakarta, Bripka RR tak mengetahui adanya rencana pembunuhan terhadap Brigadir J.
Kuasa hukum Bripka RR, Zena Dinda Defega, mengungkapkan kliennya semobil dengan Brigadir J ketika berangkat pulang menuju Jakarta dari Magelang.
Bripka RR pun berandai, jika dirinya tahu soal rencana pembunuhan pada Brigadir J, maka ia akan menurunkan rekannya tersebut agar tak menjadi korban.
"Tidak mengetahui sama sekali," ucap Zena dalam tayangan di iNews, dikutip Tribunnews.com.
"Bahkan dia sempat berkata jikalau Bripka RR tahu bakal ada perencanaan seperti itu, apalagi kan di mobil (dari Magelang ke Jakarta) Bripka RR dan Brigadir J di mobil berdua."
"Kalau dia (Bripka RR) sudah tahu sejak di Magelang (bakal ada peristiwa penembakan), dia bakal berhenti di rest area dan menurunkan Brigadir J agar tidak terjadi peristiwa tersebut," sambung Zena.
8. Ferdy Sambo emosi dan menangis
Tiba di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat 8 Juli 2022, Bripka RR kemudian dipanggil oleh Ferdy Sambo ke ruangan di lantai tiga.
Kala itu, Bripka RR ditanya soal insiden dugaan pelecehan seksual di Magelang.
Menurut pengakuan Bripka RR, Ferdy Sambo terlihat emosi dan menangis ketika bertanya padanya.
“Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia tanya, ‘apa kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’."
"‘Enggak tahu’. ‘Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu’. Dan itu sambil nangis dan emosi. ‘Saya enggak tahu Pak’,” kata Erman.
Menurut Erman, di ruangan itu juga ada Putri.
Istri Ferdy Sambo itu juga mengatakan Brigadir J melakukan pelecehan terhadap dirinya.
9. Diminta tembak Brigadir J
Di kesempatan yang sama, Bripka RR juga ditanya apakah berani atau tidak menembak Brigadir J.
Permintaan itu ditanyakan pada Bripka RR sebelum Ferdy Sambo menyuruh Bharada E.
Namun, permintaan itu ditolak Bripka RR lantaran ia mengaku tak berani.
"Yaudah kalau gitu, baru dilanjutin 'kamu berani nembak? Nembak Joshua?'," kata Erman
"Dia bilang 'saya nggak berani, Pak. Saya nggak kuat, nggak berani Pak'," sambungnya.
10. Ferdy Sambo tembak dinding
Bripka RR mengaku melihat Ferdy Sambo menembak dinding rumah dinas setelah Brigadir J dieksekusi oleh Bharada E.
Kepada Erman, Bripka RR mengungkapkan sempat meninggalkan lokasi kejadian saat Bharada E mengeksekusi Brigadir J lantaran mendapat panggilan dari rekannya melalui HT.
Ketika kembali, Bripka RR melihat Bharada E menembak Brigadir J.
Setelahnya, ia melihat Ferdy Sambo menembak dinding-dinding rumah dinas untuk menimbulkan kesan seolah terjadi tembak menembak.
"Dia melihat Pak Sambo tembak-tembak dinding," ujar Erman, dikutip dari KompasTV.
Seperti diketahui, eksekusi terhadap Brigadir J dilakukan di ruang tengah lantai satu rumah dinas Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
11. Dijanjikan uang oleh Ferdy Sambo
Setelah eksekusi Brigadir J, Bripka RR sempat dijanjikan uang oleh Ferdy Sambo.
Uang tersebut, kata Erman Umar, akan diberikan sebagai bentuk terima kasih karena Bripka RR telah menjaga Putri Candrawathi.
“Oh tidak, (uang) itukan setelah kejadian,” ungkap Erman,
“Pak Sambo menyampaikan bahwa ini ada uang tetapi kalimatnya dalam BAP yang saya baca itu karena kalian sudah menjaga ibu (Putri Candrawathi),” lanjut Erman. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 11 Pengakuan Bripka RR soal Kasus Brigadir J: Ferdy Sambo Nangis hingga Dijanjikan Uang Terima Kasih