Berita Buleleng

Kasus Kematian Suspek Rabies Bertambah Lagi, 2023 DPRD Buleleng Akan Buat Perda Rabies

Kasus kematian suspek rabies bertambah lagi, 2023 DPRD Buleleng akan buat Perda Rabies.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ratu Ayu Astri Desiani
Anggota Komisi IV DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya - Kasus kematian suspek rabies bertambah lagi, 2023 DPRD Buleleng akan buat Perda Rabies. 

(a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (kolera, pes, demam berdarah dengue, campak, polio, difteri, pertusis, rabies, malaria, Avian Influenza H5N1, antraks, leptospirosis, hepatitis, Influenza A baru (H1N1)/Pandemi 2009, meningitis, yellow fever, chikungunya) yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.

(b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

(c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.

(d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

(e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun 
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.

(f) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 persen (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

(g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Diberitakan sebelumnya, lagi-lagi satu warga Buleleng harus meregang nyawa akibat suspek rabies.

Nyawa PS (59), warga asal Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, Buleleng tak dapat diselamatkan, setelah sempat menjalani penanganan intensif selama dua hari di RSUD Buleleng. 

Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha pada Sabtu (17/12) mengatakan, PS diterima oleh pihaknya pada Kamis (15/12) pagi, dengan gejala sudah mengarah pada suspek rabies.

Baca juga: Kasus Kematian Suspek Rabies Tinggi, Pemkab Buleleng Didesak Tetapkan Sebagai Kejadian Luar Biasa

Seperti badan lemas, takut air, takut udara, sesak, dan demam.

Pihak medis pun langsung merawatnya di ruang isolasi Sandat, dengan diberikan obat penenang dan nutrisi.

Namun ganasnya virus rabies, membuat nyawa pria malang tersebut tak dapat diselamatkan.

Ia meninggal dunia pada Sabtu (17/12) sekitar pukul 11.00 wita. 

Berdasarkan keterangan pihak keluarga kata dr Arya, PS memiliki riwayat digigit anjing pada bagian jari telunjuk tangan kanan, sekitar November yang lalu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved