Angin Kencang di Bali

Simak Penjelasan Lengkap BMKG Ihwal Angin Kencang Berikut Ini, Warga Diimbau Waspada!

Sejak tanggal 21 Desember 2022, BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam sepekan hingga tanggal Januari 2023.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Ist
Siklon Tropis Ellie juga mengakibatkan adanya pertemuan angin (konvergensi) yang memanjang dari Jawa hingga NTT. Konvergensi menyebabkan, pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan ringan hingga lebat dan angin kencang. Berdasarkan informasi dari Prakirawan BMKG Bali, Made Sudarma, kondisi ini akan berlangsung hingga esok hari. 

Tapi besok nanti akan kami update kembali,” kata Made Sudarma.

Dengan kondisi ini masyarakat dihimbau untuk tetap berhati-hati dan waspada dalam melakukan aktivitas.

Baik itu aktivitas di daratan maupun di laut serta selalu memperbarui informasi cuaca yang dikeluarkan BMKG. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Bali telah mendata kerusakan rumah akibat ditimpa tower radio di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Senin 2 Januari 2023 sore.

Di mana rumah tersebut, merupakan milik I Wayan Gama.

Tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar, Bali telah mendata kerusakan rumah akibat ditimpa tower radio di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Senin 2 Januari 2023 sore. Di mana rumah tersebut, merupakan milik I Wayan Gama. Tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini. (weg)

Sejak tanggal 21 Desember 2022, BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam sepekan hingga tanggal 1 Januari 2023.

 

Informasi rilis tersebut berkaitan dengan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem selama periode Nataru 2022/2023.

 

“Berdasarkan analisis cuaca terkini, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan kedepan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada konferensi pers, Selasa (27/12/2022).

 

Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain: Monsun Asia menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir dengan potensi dapat disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

 

Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan.

 

Dampak dari munculnya seruakan dingin tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan di wilayah Barat Indonesia apabila disertai dengan fenomena CENS (cross equatorial northerly surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.

 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved