Berita Tabanan
Waspada! 45 Kasus DBD Tercatat di Awal Tahun 2023, Iklim Berpotensi Bagi Perkembangbiakan Nyamuk
Sebab, pada tahun 2022 lalu, tertinggi per bulan sebanyak 48 kasus di bulan Desember dengan jumlah komulatif 347 kasus DBD.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sebanyak 45 kasus demam berdarah, tercatat di awal tahun 2023 ini.
Tentunya, dengan jumlah tersebut, kasus DBD kemungkinan melonjak jauh dari tahun sebelumnya.
Sebab, pada tahun 2022 lalu, tertinggi per bulan sebanyak 48 kasus di bulan Desember dengan jumlah komulatif 347 kasus DBD.
Pihak pemerintah mengimbau, dan meminta kepada seluruh masyarakat agar jangan abai terhadap pelaksnaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Baca juga: Kasus DBD di Denpasar Melonjak, Dinkes Imbau Masyarakat Lakukan Pemantauan Jentik Nyamuk
Baca juga: Kasus Naik, Anggaran Penanganan DBD 2023 di Bangli Justru Turun

Menurut data yang berhasil diperoleh, sepanjang tahun 2022 sebanyak 347 kasus.
Jumlah tersebut dipengaruhi berbagai faktor, seperti musim penghujan hingga abainya masyarakat terhadap PSN.
"Banyak faktor penyebab dari tingginya kasus DBD saat ini.
Salah satunya adalah iklim," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jembrana, I Gede Ambara Putra.
Dia menjelaskan, iklim atau cuaca saat ini lebih sering tak menentu.
Seperti hujan deras yang kemudian diikuti dengan munculnya sinar matahari.
Kondisi tersebut berpotensi kembangbiak nyamuk lebih besar.
"Jika hujan selalu deras, potensinya justru kecil.
Itu karena genangan air terbawa air hujan, tidak bisa jadi tempat kembang biak nyamuk," jelasnya.

Selain cuaca, kata dia, potensi tingginya kasus DBD karena adanya migrasi.
Misalnya, seseorang dari wilayah lain pulang kampung dan terinfeksi di kampungnya, kemudian datang ke Jembrana diikuti adanya gejala.
Selanjutnya, nyamuk juga menjadi penyalur virus DBD dari satu orang ke orang lainnya.
"Ketika ada penderita demam berdarah digigit nyamuk, maka nyamuk yang menggigit akan menggigit warga sekitar juga.
Akhirnya warga lain juga terinfeksi," terangnya.
Ambara menegaskan, satu cara yang paling ampuh adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara efisien oleh masyarakat masing-masing di rumahnya.
Kemudian dari pemerintah adalah dengan menyediakan fasilitas kesehatan serta melakukan upaya pemberantasan nyamuk dewasa dengan fogging.
"Selain fogging, masyarkat juga harus lakukan PSN agar nyamuk tidak berkembang lebih banyak dan berpotensi menjadi penyalur demam berdarah," imbaunya.
"Masing-masing masyarakat juga diharapkan melakukan 3M. Yakni menutup, menguras, serta mengubur. Ini juga ampuh untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD," tandasnya.(*)
TARGET Kunjungan Hingga 7.000 Wisatawan, Jatiluwih Festival VI Suguhkan Booth UMKM & Atraksi Budaya |
![]() |
---|
Jatiluwih Festival VI 2025 Akan Kembali Digelar, Usung Tema 'Tumbuh Bersama Alam' |
![]() |
---|
TERSESAT di Gunung Batukaru, Astuti & Resta Ditemukan Selamat, Ibu & Anak Berhasil Dievakuasi |
![]() |
---|
Astuti dan Resta Ditemukan Selamat, Misi Pencarian Ibu dan Anak di Gunung Batukaru Tuntas |
![]() |
---|
TERBARU! Seorang Ibu dan Anak yang Tersesat di Gunung Batukaru Ditemukan Selamat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.