Gempa Turki
PMI Asal Bali Aman dari Gempa, 1.375 Warga Bali Bekerja di Turkiye, Sekitar 5.012 Orang Meninggal
Gempat Turki, DUTA Besar Indonesia untuk Turki, Lalu M. Iqbal mengatakan masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang belum dapat dihubungi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 1.375 Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali bekerja di Turkiye.
Sebagian besar mereka bekerja di bidang hospitality.
Terkait gempa 7,8 skala richter di Turkiye, seluruh PMI asal Bali masih aman kondisinya dari gempa.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, IB Setiawan mengatakan, dari sumber data BP3MI Bali, jumlah PMI asal Bali laki-laki 255 orang dan perempuan 1.120 orang sehingga totalnya 1.375 orang.
Baca juga: Kemenlu Percepat Evakuasi 104 WNI Terdampak Gempa Turki, 1 WNI Dilaporkan Alami Patah Tulang
“Info sampai saat ini kondisi PMI asal Bali aman,” ungkapnya singkat ketika dikonfirmasi, Selasa 7 Februari 2023.
Sebelumnya, Turkiye kembali diguncang gempa berkekuatan 7,5 Skala Ritcher (SR), Senin 6 Februari 2023 siang.
Gempa susulan ini terjadi hanya berjarak sembilan dari gempa sebelumnya yang berkekuatan 7,8 SR.
Melansir dari The Guardian, jumlah korban tewas akibat gempa susulan tersebut bertambah, data terakhir sekitar 5.012 korban meninggal dunia.
Sedangkan di gempa Suriah bertambah menjadi 4.465 jiwa yang telah tekonfirmasi.
Kemudian, hampir 15.834 orang mengalami luka-luka akibat gempa tersebut.
Pejabat Administrasi Situasi Darurat (AFAD), Orhan Tatar mengatakan, 6.445 orang telah diselamatkan dari puing-puing setelah gempa bumi di Turkiye.
Dikatakannya, ada 9.698 anggota tim SAR di lapangan.
“Selain itu, ada tim pendukung lokal yang dibentuk dalam sistem relawan AFAD," kata Tatar.
Ia menuturkan, 5.606 bangunan hancur dan 6.445 orang dievakuasi dari bawah reruntuhan.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Gianyar terus mengikuti perkembangan gempa Turkiye karena jumlah PMI asal Gianyar relatif banyak yang bekerja di sana.
Hingga Selasa, Pemkab Gianyar belum mendapatkan kejelasan tengang nasib para pekerja.
Berdasarkan data Dinas Ketenaga Kerjaan (Disnaker) Gianyar, jumlah warga Gianyar yang bekerja di luar negeri 1.092 orang.
Dari total tersebut, 42 orang bekerja di Turkiye.
Sebagian besar mereka bekerja sebagai spa terapis.
Kepala Disnaker Gianyar, Ida Ayu Surya Adnyani mengaku terkejut dan cemas saat mengetahui dan menyaksikan pemberitaan tentang gempa di Turki.
Sebab, gempa berkekuatan 7,8 magnitudo itu, merontokan gedung-gedung tinggi dan bangunan bersejarah.
"Tentu kami sangat cemas atas kejadian itu. Sebab warga kita yang bekerja di Turki cukup banyak," ujar Dayu Surya sapaannya, yang juga istri Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra.
Berdasarkan data dihimpun, jumlah korban tewas akibat gempa tersebut mencapai ribuan orang.
Namun apakah di sana ada PMI asal Gianyar. Dayu Surya mengatakan pihaknya belum mengetahui.
"Kita berharap mereka baik-baik saja. Sampai saat ini, kami terus menunggu infomasi tentang kondisi warga kita di sana. Kami terus berkoordinasi dengan BP2MI pusat," katanya.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Klungkung, I Wayan Sumarta mengatakan, 17 PMI asal Klungkung dipastikan selamat, dari bencana gempa Turkiye.
Hal ini disampaikan Sumarta setelah melakukan komunikasi dengan pihak agen dari para PMI tersebut.
Sumarta menjelaskan, Dinas Ketenagakerjaan mencatat ada 17 PMI asal Klungkung yang bekerja di Turkiye.
Mereka semua merupakan terapis yang bekerja di sana sejak 2022.
Pasca peristiwa gempa yang terjadi di Turki, Sumarta mengatakan langsung melakukan koordinasi dengan menghubungi pihak agen dari PMI tersebut.
Dipastikanlah, 17 warga Klungkung tersebut dalam keadaan selamat dan baik-baik saja.
"Sementara kami sudah koordinasi via telpon dengan salah satu agensinya. Astungkara mereka para PMI terapis spa asal Klungkung semua dalam keadaan aman," ungkap Sumarta, Selasa.
Sementara itu, pihak Dinas Ketenagakerjaan juga masih menunggu informasi dari BP2MI (Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia), untuk informasi resmi terkait keadaan seluruh tenaga kerja Indonesia di Turkiye.
Sementara dari hasil koordinasi dengan BP2MI Denpasar, dipastikan tidak ada PMI yang terkena musibah di Turkiye.
Sementara itu, Kepala Disperinaker Badung Putu Eka Merthawan mengaku ada beberapa warga Badung yang bekerja di Turkiye.
Pihaknya mengaku sempat cemas dan meminta informasi dari Dubes Turki terkait PMI asal Badung.
"Sampai saat ini belum ada konfirmasi dengan dubes Turki. Namun kami sangat berharap warga kami baik-baik saja," ujarnya.
Eka mengaku terus berkoordinasi dengan BP3MI Bali sehingga dirinya memastikan PMI asal Bali aman dari Bencana.
"Dari informasi yang kami terima oleh BP3MI, semua PMI asal Bali aman," jelasnya. (sar/weg/mit/gus)
WNI dan Dua Anaknya Hilang Kontak
DUTA Besar Indonesia untuk Turki, Lalu M. Iqbal mengatakan masih ada seorang ibu dan dua anaknya yang sampai saat ini tidak dapat dihubungi.
Menurut Iqbal, seorang ibu dan dua anaknya itu tinggal di Antakya.
KBRI Ankara sudah mencoba menghubungi melalui simpul-simpul masyarakat Indonesia di sana dan menghubungi otoritas setempat.
Namun belum membuahkan hasil sehingga tim masih perlu mencoba memastikan lagi.
"Di grup Whatsapp mereka juga belum merespons, sampai saat ini belum berhasil kami hubungi, tapi akan terus kami coba," kata Iqbal saat konferensi pers update korban gempa Turki-Suriah, Selasa 7 Februari 2023.
Di Diyarbakir juga ada dua pekerja spa terapis yang juga belum berhasil dihubungi KBRI Ankara.
Dubes Iqbal menjelaskan berbagai upaya dilakukan agar WNI yang hilang kontak dapat dievakuasi.
"Tim yang akan melakukan evakuasi ke Diyarbakir juga akan mencari warga kita ini," ujarnya.
KBRI Ankara menyampaikan musibah gempa bumi ini membuat 10 WNI mengalami luka ringan hingga luka berat.
“Kemarin kita menyampaikan bahwa jumlah WNI kita yang terkena dampak langsung yang luka-luka adalah 3 orang, per tadi malam sudah menjadi 10 orang. Jadi empat sudah bisa dirawat di Rumah Sakit, 6 kita akan evakuasi. Jadi total ada 10 orang,” ungkap Dubes Iqbal.
Iqbal mengatakan, di Adana ada satu keluarga yang akan dievakuasi KBRI hari ini, sisanya ada di Qatayef.
Di Qatayef tim KBRI akan mengevakuasi 9 orang, yang tiga di antaranya mengalami patah tulang, dan diantara tiga satu mengalami patah punggung.
"Jadi kita juga bawa ambulan satu. Keenam orang ini, mereka adalah yang sudah kita upayakan untuk dirujuk ke Rumah Sakit setempat. Namun Rumah Sakit setempat juga over crowded, tidak mampu lagi memberikan perawatan. Sehingga kita putuskan untuk dievakuasi dan di rawat di Ankara nantinya," lanjut dia.
Dubes Iqbal juga melaporkan, cuaca di Turkiye saat ini yang sangat ekstrem dan terjadi badai salju sehingga sulit melakukan pergerakan.
Perwakilan RI bersama pemerintah Turkiye terus memaksimalkan upaya evakuasi pasca gempa yang memporakporandakan kota.
"Diperkirakan lebih dari 10 ribu bangunan hancur," ungkapnya
Dubes Iqbal mengatakan, proses evakuasi sangat sulit dilakukan pemerintah Turkiye karena selain kekuatan gempa yang luar biasa besar, tetapi juga cuaca ekstrem yang mana dalam dua pekan terakhir ini terjadi badai salju.
Dari data KBRI Ankara, terdapat sekitar 6.500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turkiye.
Dari jumlah tersebut, sekitar 500 orang bertempat tinggal di area gempa dan sekitarnya.
Sebagian besar WNI adalah berstatus pelajar dan mahasiswa sedangkan sebagian lainnya menikah dengan warga setempat, serta pekerja di organisasi internasional.
KBRI Ankara dan KBRI Damaskus menyatakan belum ada catatan WNI yang menjadi korban jiwa atas musibah gempa dahsyat di Turki-Suriah.
Dikutip dari laman The Guardian, Selasa 7 Februari 2023, jumlah korban tewas akibat gempa di dua negara itu mencapai 5.021 orang.
Korban tewas di Turki mencapai 3.419 orang dan di Suriah sebagai daerah yang dikuasai pemberontak sebanyak 1.509 orang.
Tetapi tidak ada warga negara Indonesia (WNI) di dalamnya.
Duta Besar RI untuk Suriah Wajid FauzI mengatakan pihaknya sejauh ini tidak menerima laporan korban meninggal.
“Alhamdulillah sejauh ini kita belum atau tidak menerima informasi mengenai adanya WNI yang terdampak,” kata Wajid.
Dubes Wajid menyebut terdapat lima provinsi di Suriah yang terdampak cukup parah, yaitu Provinsi Aleppo, Lattakia, Hamma, Homs, dan Tartus.
KBRI Damaskus sendiri telah membangun shelter atau penampungan di Aleppo dan Lattakia.
Saat ini tim KBRI melakukan perjalanan ke Hamma dan Aleppo untuk mencari informasi keberadaan WNI yang kemungkinan terdampak.
Dubes Wajid mengatakan, ada 116 WNI yang tinggal di lima provinsi terdampak, meliputi Aleppo (49 orang), Lattakia (34 orang), Tartus (20 orang), Hamma (10 orang), dan Homs (3 orang). (Tribun Network/Reynas Abdila)
Kumpulan Artikel Gempa Turki
Korban Gempa Turki
pusat Gempa Turki
Gempa Turki
Gempa Turki magnitudo 7.8 SR
Pekerja Migran Indonesia
Gempa Suriah
Gianyar
Bali
Tribun Bali
Klungkung
| Heboh, Wanita Hamil Melahirkan Saat Terkubur di Puing Bangunan Usai Gempa Bumi Turki di Suriah |
|
|---|
| Gempa Bumi Dahsyat! 99 PMI Jembrana di Turki, Sebagian Besar Spa Therapist, Begini Kondisinya |
|
|---|
| Sebanyak 1.375 PMI Asal Bali Kerja di Turki, Sampai Saat Ini Aman Dari Gempa |
|
|---|
| 17 Terapis Asal Klungkung Bali Selamat Dari Gempa Bumi di Turki |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.