Berita Badung
Sekaa Teruna Wijaya Kusuma Blahkiuh Gunakan Sampah Lokal dan Limbah untuk Pembuatan Ogoh-Ogoh
Beberapa sampah yang digunakan untuk bahan ogoh-ogoh yakni seperti daun pisang kering, arang, kulit telor, daun jagung dan yang lainnya.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Semakin lama Boma semakin marah dan bahkan menantang semua orang untuk berhadapan dengannya.
Tantangan itu diterima langsung oleh Gatutkaca yang juga masih menyimpan dendam segera meladeninya. Pertempuran 2 orang pilih tanding itu berkobar kembali. Ternyata memang Gatutkaca lebih unggul dan Boma pun terbunuh.
Tapi tubuh Boma yang ambruk ke bumi itu luka-lukanya merapat kembali dan segera bangkit melanjutkan pertempuran.
Pelan-pelan Sri Kresna menyadari, anaknya itu telah menguasai ajian Pancasona, suatu ilmu yang hanya dimiliki oleh Resi Subali dan muridnya yang terkenal, Dasamuka.
Dilanda keraguan mendalam, Sri Kresna segera menghadap Dewa, karena tidak akan ada yang mampu mengendalikan Pancasona itu kecuali Wisnu, atau titisannya.
Para Dewa justru meyakinkannya bahwa Boma itu sekarang bukan lagi anaknya, karena pengaruh kuat Bomantara yang sudah mengikis pribadi Sitija.
Sri Kresna segera menuju Sapta Pratala, meminta ijin Dewi Pertiwi untuk melaksanakan perintah Dewa. Merupakan hal mustahil untuk melukiskan perasaan galau seorang Ibu ketika memberi ijin suaminya untuk membunuh anaknya, walau itu sudah bukan lagi anaknya.
Sang Bomapun harus berhadapan dengan ayahnya sendiri. Tidak ada yang mampu melawan Wisnu yang sedang tiwikrama (berubah bentuk jadi raksasa sebesar gunung). Boma ambruk ke bumi untuk kesekian kalinya.
Tapi kali ini Gatutkaca diperintahkan untuk membuang kepala Boma ke angkasa dan Udawa diperintahkan untuk membuat jaring agar jasad Boma Narakasura tidak lagi menyentuh tanah. (*)
Berita lainnya di Berita Badung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.